Jakarta, Otomania – Jantung pacu Daihatsu Sigra terdiri dari dua pilihan, pertama tipe 1KR-VE 1.0-liter, tiga silinder yang sudah dipakai Ayla dan Agya, serta yang terbaru 3NR-VE 1.2-liter, empat silinder. Keduanya sama-sama menggunakan sistem penggerak roda depan.
Lantas pertanyaannya, kenapa tidak menggunakan penggerak roda belakang lagi seperti Xenia. Sistem penggerak belakang pernah diklaim cocok diterapkan pada kendaraan multi guna (multi purpose vehicle/MPV) dan kondisi jalan di Indonesia?
Anjar Rosjadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menjelaskan, Sigra merupakan produk mobil murah (low cost gren car/LCGC) yang dibuat bukan hanya murah tetapi harus irit bahan bakar minyak (BBM).
“Syarat mutlak segmen ini adalah efisiensi bahan bakar yang sangat ketat,” ucap Anjar kepada Otomania melalui pesan singkat, akhir pekan lalu.
Menurut Anjar, menggunakan penggerak roda depan bisa lebih irit ketimbang belakang. Bahkan, keunggulan lain bisa mengurangi kebisingan dari luar ke dalam kabin.
“Kalau penggerak roda depan, dari mesin langsung transaxle terus ke roda, kalau belakang ada propeler shaft terus differential. Kalau depan berarti tidak perlu lagi prop shaft dan diff,” ujar Anjar.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR