Jakarta, Otomania – Meski pertumbuhan pasar sepeda motor dalam negeri mengalami penurunan, kabar baik ternyata datang dari pasar luar negeri. Menurut catatan Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) angka ekspor dari 2014 hingga 2016 mencapai peningkatan hingga 500 persen.
“Ini terkait dengan kondisi pasar global yang membutuhkan banyak motor kelas 250 cc bahkan lebih kecil. Trennya seperti itu. Motor besar hanya digunakan untuk saat tertentu saja, motor mesin kecil untuk jarak dekat,” ucap Gunadi Sindhuwinata, Ketua AISI belum lama ini.
Oleh karena itu permintaan terhadap motor-motor produksi dalam negeri saat ini banyak di pasar Eropa. Untuk negara di ASEAN tidak terlalu banyak mengingat masing-maisng negara tersebut memiliki pabrik dan kebutuhan sendiri.
Negara seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam saat ini seperti Indonesia, sudah memiliki industri sepeda motor yang terus tumbuh. Vietnam misalnya, saat ini bahkan memiliki pasar sepeda motor yang cukup besar.
“Di Malaysia dan Thailand pasarnya sudah jenuh, tidak bertumbuh. Motor yang asalnya dari Thailand yang dikirim ke Indonesia dan China berhenti karena ada beragam saingan, misalnya dari Vietnam. Maka kita membuka lebar kesempatan untuk mencari pasar yang lebih menguntungkan seperti Eropa dan Timur Tengah bahkan Rusia,” ucap Gunadi.
Beberapa sepeda motor produksi Indonesia saat ini banyak hadir di Eropa seperti Yamaha NMax dan Yamaha R3. Honda, Suzuki, TVS dan Kawasaki juga memiliki produk skutik, motor bebek dan motor sport untuk berbagai pasar di Asia.
Berikut catatan ekspor produsen sepeda motor selama bulan September
1. Honda: 3.709 unit.
2. Yamaha: 14.900 unit.
3. Kawasaki: 560 unit.
4. Suzuki: 2.446 unit.
5.TVS: 2.019 unit.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR