Denpasar, Otomania – Mesin dengan teknologi turbo saat ini banyak digunakan produsen roda empat untuk produknya. Teknologi ini membuat tenaga mesin bertambah meski dengan kubikasi kecil. Salah satunya disematkan Honda pada Civic 1.5 L.
Meski hadir dengan keunggulan tersebut, Honda ternyata tidak ingin membawa teknologi ini untuk mesin yang lebih kecil dari yang digunakan Civic. Salah satunya kemungkinan teknologi turbo untuk mesin 1.000 cc.
“1.000 cc turbo? Tidak ada keuntungannya. Tidak ada rencana ke sana,” ucap Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) di Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu.
Menurut Jonfis, ini karena mesin 1.500 cc ke bawah penetapan besaran pajak barang mewahnya (PPnBM) sama. Ini berbeda dengan Civic yang sebelumnya menggunakan mesin 2.0 L.
“Kalau Civic dari 2.0 L. Besaran pajaknya dari 40 persen jadi turun 30 persen setelah pakai 1.5L. Ini bagus untuk harga jual,” ucap Jonfis.
Selisih pajak 10 persen ditambah dengan kehadiran teknologi turbo membuat perhitungan harga bisa dilakukan tanpa ada kenaikan yang signifikan. Jika dibandingkan dengan Thailand, antara produk non turbo dan turbo bisa selisih Rp 70 juta sampai Rp 80 juta.
“Kalau penggunaan turbo kemudian tidak ada kompensasi PPnBM, harga akan naik tinggi. Namun dengan tambahan syarat lebih ramah lingkungan kompensasi turbo jadi benefit,”ucap Jonfis.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR