Jakarta, Otomania – Produk baru “duet maut” Daihatsu-Toyota, Sigra-Calya, yang menyasar segmen mobil murah (low cost green car/LCGC) MPV-7penumpang meluncur pada 2 Agustus 2016. Distribusi pun sudah dilakukan sehingga beberapa diler bisa memamerkan kepada calon konsumen.
Namun, meskipun itu konsumen potensial belum diperbolehkan melakukan sesi pengujian. Sebab, pelat nomor sementaranya belum tersedia, dan para tenaga penjual menjanjikan baru pekan depan Calya bisa diuji.
Beruntung Otomania mendapatkan kesempatan menjajal Calya. Meski hanya sebentar, tetapi sudah bisa merasakan impresi awal.
Eksterior
Bicara desain eksterior mungkin sudah banyak yang membahas. Tampilan depan terutama gril mengadopsi bentuk seperti hurus X atau serupa dengan Veloz, lampu kabut mirip seperti Agya, dan logo di bagian depan burung garuda.
Bergerak ke belakang, sekilas seperti Innova apalagi melihat penempatan lampu dan lis krom di tengah dengan logo Toyota semakin memperkuat karakter kendaraan multiguna (multi purpose vehicle/MPV) yang cukup besar dan lebar.
Interior
Masuk ke kabin, kesan pertama yang didapat adalah minimalis sehingga mencerminkan karakter mobil murah. Tetapi, poin plusnya tata letak dasbor dibuat begitu apik dan sedikit modern. Apalagi bentuk tuas rem tangan (hand brake) yang dibuat mirip seperti tuas transmisi.
Pengemudi pun bisa melihat beragam informasi melalui odometer, sebab sudah mengadopsi multi information display (MID). Tempat duduk relatif cukup nyaman, tetapi jika ingin, bisa memodifikasi dengan menambahkan ketebalan busanya.
Ketika duduk di baris kedua, dengan kondisi jok depan dan tengah normal penumpang dewasa masih cukup nyaman. Jika ingin lebih nyaman lagi bisa di maju-mundur sesuai dengan tingkat kenyamanan masing-masing.
Tetapi, jika menampung tujuh orang, penumpang baris ketiga kenyamanannya bisa terganggu. Sebab, jika jok barus kedua dimundurkan, ruang kaki (leg room) menjadi lebih sempit. Sandaran kepala (head rest) baris kedua dan ketiga bisa diatur sesuai keinginan.
Performa
Tempat pengujian kali ini memang bukan di jalanan umum melainkan di tempat parkir salah satu kantor di Jakarta. Belum lagi, waktu yang disediakan cukup singkat sehingga pengujian tidak bisa maksimal. Tetapi tidak menjadi masalah, karena intinya bisa merasakan impresi awal mesin 3NR Dual VVT-I 1.200 cc yang digendong Calya.
Calya yang diuji Otomania merupakan tipe G alias paling tinggi dengan transmisi otomatis. Ketika menyalakan mesin, raungan dari kap depan hingga ke kabin tidak terlau terdengar, tetapi dengan catatatan semua kaca tertutup rapat.
Ketika mobil mulai berjalan, karakter mesinnya masih cukup halus dan sedikit responsif. Setir kemudi juga ringan, sehingga memudahkan pengemudi ketika melewati jalan berkelok-kelok atau parkir.
Calya juga tersedia sensor parkir, tetapi hanya bunyi dan tidak dilengkapi kamera parkir di head unit. Mekanismenya sama seperti model lain, semakin dekat dengan objek suara semakin kencang.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Calya cukup menarik perhatian. Selain harga terjangkau, kapasitas angkut hingga tujuh orang penumpang, keunggulan lainnya yaitu desain yang lumayan bagus serta performa mesin cukup mumpuni.
Sayang, penyejuk ruangan untuk baris kedua dan ketiga tidak menggunakan sistem double blower, tetapi dengan air circulator yang cara kerjanya menyedot udara dari depan dan disebarkan ke belakang melalui blower.
Mungkin skema tersebut dipilih untuk menjaga kerja mesin 1.2-liter dan juga mengejar efisiensi bahan bakar minyak (BBM). Menariknya lagi, desain blower dibuat tipis sehingga tidak memakan ruang banyak dan penumpang baris kedua tetap memiliki tingkat kenyamanan maksimal ketika duduk.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR