Pengemudi pun bisa melihat beragam informasi melalui odometer, sebab sudah mengadopsi multi information display (MID). Tempat duduk relatif cukup nyaman, tetapi jika ingin, bisa memodifikasi dengan menambahkan ketebalan busanya.
Ketika duduk di baris kedua, dengan kondisi jok depan dan tengah normal penumpang dewasa masih cukup nyaman. Jika ingin lebih nyaman lagi bisa di maju-mundur sesuai dengan tingkat kenyamanan masing-masing.
Tetapi, jika menampung tujuh orang, penumpang baris ketiga kenyamanannya bisa terganggu. Sebab, jika jok barus kedua dimundurkan, ruang kaki (leg room) menjadi lebih sempit. Sandaran kepala (head rest) baris kedua dan ketiga bisa diatur sesuai keinginan.
Performa
Tempat pengujian kali ini memang bukan di jalanan umum melainkan di tempat parkir salah satu kantor di Jakarta. Belum lagi, waktu yang disediakan cukup singkat sehingga pengujian tidak bisa maksimal. Tetapi tidak menjadi masalah, karena intinya bisa merasakan impresi awal mesin 3NR Dual VVT-I 1.200 cc yang digendong Calya.
Calya yang diuji Otomania merupakan tipe G alias paling tinggi dengan transmisi otomatis. Ketika menyalakan mesin, raungan dari kap depan hingga ke kabin tidak terlau terdengar, tetapi dengan catatatan semua kaca tertutup rapat.
Ketika mobil mulai berjalan, karakter mesinnya masih cukup halus dan sedikit responsif. Setir kemudi juga ringan, sehingga memudahkan pengemudi ketika melewati jalan berkelok-kelok atau parkir.
Calya juga tersedia sensor parkir, tetapi hanya bunyi dan tidak dilengkapi kamera parkir di head unit. Mekanismenya sama seperti model lain, semakin dekat dengan objek suara semakin kencang.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Calya cukup menarik perhatian. Selain harga terjangkau, kapasitas angkut hingga tujuh orang penumpang, keunggulan lainnya yaitu desain yang lumayan bagus serta performa mesin cukup mumpuni.
Sayang, penyejuk ruangan untuk baris kedua dan ketiga tidak menggunakan sistem double blower, tetapi dengan air circulator yang cara kerjanya menyedot udara dari depan dan disebarkan ke belakang melalui blower.
Mungkin skema tersebut dipilih untuk menjaga kerja mesin 1.2-liter dan juga mengejar efisiensi bahan bakar minyak (BBM). Menariknya lagi, desain blower dibuat tipis sehingga tidak memakan ruang banyak dan penumpang baris kedua tetap memiliki tingkat kenyamanan maksimal ketika duduk.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR