Jakarta, Otomania –Akhirnya, duo fenomenal hasil kolaborasi Toyota dan Daihatsu meluncur, yakni Calya dan Sigra. Meski berbagi platform dengan mobil murah sebelumnya, Agya-Ayla, tetapi pihak Astra Daihatsu Motor (ADM), sebagai produsen, memastikan kalau berbeda.
Banyak anggapan kalau Calya dan Sigra hanyalah Agya dan Ayla yang dipanjangkan. “Pendapat orang bebas saja, tapi sebaiknya dibuktikan dahulu dengan mencoba produknya (Sigra dan Calya). Ini produk yang berbeda,” ucap Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM) di Karawang, Selasa (2/8/2016).
Amelia menambahkan, saat ini adalah hal yang lumrah jika produsen otomotif menggunakan platform yang sama untuk membuat berbagai model. Langkah ini lumrah dilakukan pabrikan dunia supaya lebih efisien, baik dalam hal biaya dan pengembangan produk baru.
Ia mencontohkan produk Innova dan Fortuner yang berbagi platform. Meski demikian kedua produk tersebut memiliki perbedaan dan tidak bisa dibilang sama.
“Tidak bisa Fortuner dibilang Innova yang ditinggikan, jelas beda. Ini bukti penggunaan platform yang sama adalah sesuatu yang normal,” ungkap Amelia.
“Secara umum, teknologi sekarang, jika ingin bikin mobil yang terjangkau harganya, platform tidak boleh terlalu banyak. Kalau banyak, harganya mahal. Apalagi produksi dengan standar LCGC. Pemerintah punya aturan, ada batas atasnya, sangat ketat," ujar Amelia.
Produk Sigra dan Calya lahir dari kolaborasi Toyota dan Daihatsu dengan total dana investasi sebesar Rp 1,1 triliun dan membutuhkan waktu pengembangan selama dua setengah tahun. Kedua produk ini memiliki kandungan lokal hingga 94 persen.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR