Jakarta, Otomania - Berkendara setiap hari, ada saja jalan menikung yang harus dilalui. Jika tidak waspada, bisa timbul gejala understeer atau oversteer yang disebabkan putaran setir tidak ideal ketika menikung saat melaju kencang.
Understeer, terjadi ketika mobil bermanuver dalam kecepatan tinggi. Sudut belok yang dilalui kendaraan tidak sama besar dengan sudut putaran setir (sudut belok). Biasanya yang terjadi, ketika kendaraan mau menikung, arah belokan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada kondisi ini terjadi, pengemudi kehilangan kendali penuh kemudi kendaraan.
Meskipun kemudi sudah dibelokkan mobil masih terasa terdorong keluar tikungan. Lebih mudahnya bayangkan mobil tidak ingin dibelokkan, meski kemudi sudah diputar penuh. Untuk menghadapi kondisi ini, menurut modul Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), Anda wajib menghindari tambahan putaran kemudi (banting setir).
Kurangi tekanan gas sehalus mungkin, untuk mengembalikan bobot kendaraan ke depan, sehingga traksi roda kembali normal. Selanjutnya, kurangi putaran kemudi secara halus dan bertahap.
Bicara oversteer, merupakan kondisi di mana mobil bermanuver di tikungan juga dalam kecepatan tinggi. Penyebab terjadinya oversteer biasanya karena pengereman yang dilakukan ketika menikung. Saat lingkar kemudi diputar, roda depan akan mengikuti, namun pergeseran ban belakang ke arah depan terjadi.
Yang pertama harus dilakukan yaitu hindari akselerasi dan deselari secara mendadak dan tiba-tiba, melakukan counter steer (mengarahkan kemudi ke arah yang dituju sebelumnya), selanjutnya melakukan akselerasi secara halus dan bertahap.
Simak video berikut in:
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR