Menurut dia, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, konsumen akan lebih memilih kendaraan yang bisa hemat.
Mulai harganya sampai dengan komponen jika sewaktu-waktu membutuhkan penggantian.
Sementara untuk mobil pabrikan Eropa dikenal banderol suku cadangnya lebih mahal dibandingkan dengan pabrikan Jepang.
“Jelas ini (harga sparepart) menjadi pertimbangan pembeli, berat dong hari gini, kalau bisa berhemat kenapa memilih yang mahal?” tuturnya.
Baca Juga: Mesin Sama Kayak Yamaha R15, Tapi Kok WR 155R Gak Pake Assist & Slipper Clutch?
Herjanto juga mengatakan, sebenarnya keberadaan suku cadang mobil-mobil dari pabrikan Eropa tetap tersedia di pasaran, tetapi harga yang ditawarkan mahal.
“Kalau ada sih tetap ada, cuma ya itu kan (harganya) mahal,” katanya.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Herjanto pun menyarankan bagi pembeli pemula atau yang baru pertama kali memiliki mobil untuk tidak coba-coba membelinya.
“Bagi yang senang mobil asal jalan saja atau pemula, sebaiknya jangan, karena menyiksa diri. Kalau memang tidak mengerti, mending tidak usah karena tidak murah,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Kenapa Mobil Bekas Pabrikan Jepang Lebih Laris ketimbang Eropa".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR