Otomania.com - Penjualan mobil bekas dengan harga di bawah Rp 100 juta mengalami peningkatan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Peningkatan terjadi pada kendaraan roda empat yang rata-rata usianya sudah tidak lagi muda dan didominasi dari pabrikan Jepang.
Banyak konsumen yang cenderung memilih membeli mobil asal pabrikan Jepang, tentunya dengan berbagai pertimbangan.
Mulai ketersediaan suku cadang, perawatan yang dinilai lebih mudah, serta harga komponen dianggap lebih murah dibandingkan mobil pabrikan Eropa.
Baca Juga: Raja Tega Beraksi, Suzuki Jimny Dipaksa Pakai Mesin Lexus, Tenaga 505 dk Pakai Bahan Bakar Khusus!
Kondisi inilah yang kemudian membuat keberadaan mobil asal benua biru tidak begitu diminati oleh konsumen terlebih bagi para pembeli pemula.
Herjanto Kosasih, Senior Manager Marketing Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, mengatakan, saat ini penjualan mobil bekas memang mengalami peningkatan.
Hanya saja, kenaikan penjualan itu hanya terjadi pada mobil bekas dari pabrikan Jepang, dan tidak termasuk mobil-mobil Eropa.
“Mobil dari pabrikan Eropa bukan belum ada (kenaikan), tapi beli sparepart-nya mahal dan ini tetap menjadi pertimbangan pembeli,” ujarnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Lelang Mobil Murah Ditjen Pajak: Nissan Latio, Grand Livina, Honda City. Limit Mulai Rp 25 Juta
Menurut dia, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, konsumen akan lebih memilih kendaraan yang bisa hemat.
Mulai harganya sampai dengan komponen jika sewaktu-waktu membutuhkan penggantian.
Sementara untuk mobil pabrikan Eropa dikenal banderol suku cadangnya lebih mahal dibandingkan dengan pabrikan Jepang.
“Jelas ini (harga sparepart) menjadi pertimbangan pembeli, berat dong hari gini, kalau bisa berhemat kenapa memilih yang mahal?” tuturnya.
Baca Juga: Mesin Sama Kayak Yamaha R15, Tapi Kok WR 155R Gak Pake Assist & Slipper Clutch?
Herjanto juga mengatakan, sebenarnya keberadaan suku cadang mobil-mobil dari pabrikan Eropa tetap tersedia di pasaran, tetapi harga yang ditawarkan mahal.
“Kalau ada sih tetap ada, cuma ya itu kan (harganya) mahal,” katanya.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Herjanto pun menyarankan bagi pembeli pemula atau yang baru pertama kali memiliki mobil untuk tidak coba-coba membelinya.
“Bagi yang senang mobil asal jalan saja atau pemula, sebaiknya jangan, karena menyiksa diri. Kalau memang tidak mengerti, mending tidak usah karena tidak murah,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Kenapa Mobil Bekas Pabrikan Jepang Lebih Laris ketimbang Eropa".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR