Otomania.com - Salah penyebutan merek memang sudah hal yang lumrah di Indonesia, bahkan tak hanya merek otomotif saja.
Biasanya disebabkan ada salah satu merek yang lebih dahulu dikenal oleh masyarakat dibanding merek lainnya.
Salah satunya ya skuter yang nampang di artikel ini, semua orang pasti akan menyebutnya sebagai Vespa.
Kecuali para penggemar skuter dan motor lawas atau mungkin dulunya pernah punya, pasti paham ini skuter merek apa.
(Baca Juga: Vespa GTS Super Tech 300 Berkonsep Sporty, Kok Cuma Ada 2 Warna?)
Skuter ini punya sejarah yang tak kalah unik dibanding Vespa buatan Piaggio yang dulu dilahirkan di Italia.
Ia adalah Bajaj Chetak, skuter rilisan dari pabrikan Bajaj Auto yang bermarkas di India.
Nama Chetak diambil dari nama kuda milik Maha Rana Pratap Singh, raja dari kerajaan Rajput di India barat pada abad ke-15.
Desainnya mirip dengan Vespa Sprint bikinan Piaggio, makanya tak heran kalau hingga saat ini masih banyak yang suka salah sangka.
Sebetulnya tak hanya Chetak, Bajaj juga punya skuter lain seperti Deluxe, Priya, dan Super.
(Baca Juga: Ini Untung Rugi Menggunakan STNK Model Kertas dan Elektronik Menurut Pengamat)
Namun di sini kita akan lebih bahas si Chetak, karena yang paling sukses di antara skuter Bajaj yang lain.
Kisahnya dimulai pada tahun 1954 ketika perusahaan Bachraj Trading Corporation Private Ltd. banyak mengimpor kendaraan roda dua dan tiga dari perusahaan Internasional.
Kemudian mereka memutuskan untuk membuat skuter sendiri hingga akhirnya pada pada tahun 1959 mendapat lisensi dari pemerintah India serta Piaggio Italia untuk 'mencotek' Vespa.
Tahun 1961 merupakan tahun pertama produksi skuter yang dilakukan oleh perusahaan yang kini punya nama Bajaj Auto tersebut.
(Baca Juga: Parah, Ada Fotografer Ditabrak Motor MotoGP! Penonton Sepang Histeris)
Namun puncak produksi skuter baru mereka rasakan setelah tahun 1972, tahun di mana Bajaj Chetak dilahirkan.
Produksi paling banyak pernah mencapai 100.000 unit per tahun, namun setelah itu dibatasi oleh pemerintah hanya menjadi 20.000 unit saja per tahunnya.
Saking ramai permintaan saat itu, bahkan untuk inden saja bisa menunggu hingga 10 tahun, maka tak heran pasar gelap untuk Bajaj Chetak juga ikut bermunculan.
Alhasil, produksi dan permintaan yang gila-gilaan membuat Bajaj menjadi pabrik skuter terbesar di dunia pada saat itu.
(Baca Juga: Begini Nasib Polisi yang Ngamuk ke Sopir Ambulans Gara-gara Sirine)
Bajaj Chetak sukses menjadi skuter idaman dan menjadi salah satu representasi dari masyarakat kelas menengah India pada saat itu.
Sama seperti di Indonesia, pada era tersebut kendaraan roda dua juga merupakan salah satu simbol status di masyarakat India.
Mesin Bajaj Chetak yang kuat dan mampu membawa penumpang banyak menjadikannya hal yang premium bagi kalangan kelas menengah.
Uniknya lagi, dikutip dari Medium.com, dulu Bajaj Chetak adalah syarat emas kawin di India yang tak boleh ditawar oleh pengantin pria. Gokil kan?
(Baca Juga: Marc Marquez Girang Adiknya Jadi Juara Dunia Moto2, Lihat Ekapresi Mukanya)
Dulunya tagline ‘hamaara Bajaj’ milik Chetak juga menjadi ikonik, slogan ini berarti ‘Bajaj adalah kita’ atau ‘Bajaj milik kita’.
Di India, si Chetak serta skuter keluaran Bajaj lainnya juga identik dengan 'keluarga berencana' atau sebut saja keluarga muda pada saat itu.
Bapak sebagai pengemudi, anak pertama berdiri di dek depan, dan istri di belakang sambil gendong bayi. Ada yang pernah ngerasain?
Kalau penulis sih kebetulan ngerasain, di rumah ada Bajaj Deluxe tahun 1982 punya bapak yang dulu dipakai buat bonceng penulis, ibu, dan si adek. Hehehe
(Baca Juga: Coba Saja Sekarang Parkir Motor Atau Mobil di Trotoar, Diancam Pidana!)
Kembali ke kisah si Chetak, skuter ini sempat dirilis oleh Bajaj Auto hingga tahun 2009 tentu dengan facelift beberapa kali.
Bajaj Auto menyetop produksinya dikarenakan mereka rasa minat terhadap skuter sudah mencapai titik paling rendah.
Makanya muncul lah model seperti keluarga seri Pulsar, rilisan tersebut digunakan oleh Bajaj untuk masuk ke segmen motor sport.
Namun di tahun 2017 lalu muncul kembali Bajaj Chetak versi modern guna masuk ke segmen skuter matik modern dan ikut bersaing dengan merek lain seperti Vespa keluaran Piaggio.
(Baca Juga: Ini Daftar Harga Motor Sport Fairing 250 Cc Per November 2019, Ninja 250 SL Naik)
Sementara itu di kalangan pecinta skuter lawas, mesin keluaran Bajaj dianggap lebih kuat baik dari segi performa serta kualitas bahan bila dibanding Vespa keluaran Piaggio Italia.
Suaranya memang lebih kasar daripada Vespa Italia, tapi soal tarikan dan kekuatan membawa beban diakui lebih unggul mesin Bajaj.
Ada yang masih punya skuter keluaran Bajaj?
KOMENTAR