Jakarta, Otomania.com – Gaung mobil nasional (mobnas) yang sempat merebak 5 - 10 tahun yang lalu kini memudar. Salah satu cerminannya bisa dilihat dari kondisi perkumpulan pemain industri otomotif murni lokal, Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asianusa). Dari delapan merek anggotanya, kini yang masih bertahan hanya satu.
Beda seperti Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) yang menaungi para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Asianusa lebih nasionalis. Kriteria anggota Asianusa yaitu konsep perancangan, analisis perancangan, pemilik perusahaan, manufaktur, dan perakitan dilakukan oleh orang Indonesia.
Asianusa terbentuk pada 2010, para anggotanya mengembangkan produk di bawah 1.000cc dengan model kendaraan pedesaan. Para anggotanya yaitu merek Kancil (Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah), Wakaba (Wahana Karya Bangsa), GEA (Gulirkan Energi Alternatif), Merapi, AG-Tawon, Boneo, Fin Komodo, dan mesin ITM.
Para anggota itu terbagi menjadi dua kategori, Siap Jual yang terdiri dari Fin Komodi, AG-Tawon, Gea, dan Kancil, serta Prototipe yakni Wakaba, Merapi, Borneo, dan mesin ITM.
“Sampai sekarang yang masih aktif cuma satu, Fin Komodo,” kata Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Pemasaran dan Hubungan Asianusa, di Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Dewa yang juga menjabat sebagai Direktur Marketing Fin Komodo menjelaskan, para anggota yang lain sedang tertidur. Merek-merek Siap Jual selain Fin Komodo sudah berhenti memproduksi, sedangkan merek Prototipe tidak ada pergerakan.
“Saat ini ya kami tidur saja, anggotanya masih ada walau cuma Fin Komodo yang bergerak. Asianusa tidak mungkin ditutup, selama Fin Komodo masih hidup,” kata Dewa.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR