Jakarta, Otomania — Indonesia masih tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki keterlibatan anak-anak dalam kecelakaan lalu lintas. Pola didik yang salah dalam lingkungan keluarga menjadi faktor utama yang membawa anak-anak ikut terseret, baik sebagai korban maupun pelaku kecelakaan lalu lintas.
Psikolog dan pemerhati anak, Nona Pooroe, menjelaskan bahwa salah satu penyebab anak-anak rentan mengalami kecelakaan adalah faktor pengaruh dari keluarga yang kurang memperhatikan aspek road safety.
"Banyak kasus yang terjadi, orangtua tanpa sadar berperan membentuk perilaku anak. Contoh kecil soal pakai helm, biasanya orangtua suka ajak anak keliling kompleks tidak pakai helm. Hal ini akan tertanam pada pola pikir anak-anak bahwa naik motor tidak pakai helm tidak apa-apa," ucap Nona kepada Otomania beberapa waktu lalu.
Kebiasan buruk tersebut bila dibiarkan terus-menerus akan membentuk suatu sikap pada pola pikir anak, ditambah dengan orangtua yang sudah berani memberikan sepeda motor atau mobil kepada anak di bawah usia.
Nona menjelaskan, sekecil apa pun kebiasaan buruk orangtua akan mudah dicontoh oleh anak, terutama bagi usia yang sangat dini. Pembentukan karakter anak mengenai disiplin dan etika berlalu lintas sudah terdistorsi sejak kecil.
"Kalau dipikirkan, banyak sekali saat ini pola sayang anak yang salah dilakukan orangtua. Ada yang karena alasan sayang, dibelikan motor, padahal anak belum punya SIM. Hal ini sama saja melegalkan larangan yang sudah ditetapkan. Tanpa disadari, orangtua pun berperan dalam menambah angka kecelakaan pada anak-anak," papar Nona.
Dari data Korlantas Polri, sepanjang 2010 sampai 2015, tercatat sudah ada 179.000 anak di bawah umur yang menjadi korban. Untuk anak-anak yang menjadi pelaku penyebab kecelakaan, jumlahnya sudah 27.000 orang.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR