Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

179.000 Anak-anak Jadi Korban Kecelakaan

Stanly Ravel - Rabu, 24 Agustus 2016 | 17:21 WIB


Jakarta, Otomania
- Rasa kasihan, tidak tega, atau cuek para orang tua dengan anak di bawah usia membuat praktik mengendarai sepeda motor jadi lumrah. Padahal, izin ini sama saja mengirim sang anak ke kandang macan yang bisa berakibat fatal, berujung kematian.

Di Indonesia tercatat keterlibatan anak-anak dalam kecelakaan lalu lintas mengkhawatirkan. Baik, posisi si anak sebagai korban atau justru pelaku. Setiap hari, jumlah keterlibatan anak pada kecelakaan lalu-lintas semakin tinggi. 

Data Korlantas Mabes Polri periode 2010-2015, tercatat ada 179.000 anak-anak di bawah umur yang jadi korban. Sementara sebagai pelaku, ada 27.000 anak yang memicu terjadinya kecelakaan.

Jumlah yang besar membuat pihak Ditlantas Polda Metro Jaya mengandeng beberapa mitra dan pakar pendidikan merasa perlu untuk melakukan pencegahan yang dimulai sejak bangku sekolah.

"Road safety education memang penting dilakukan sejak dini, kenapa karena hal ini bisa membentuk perilaku anak dan remaja yang mendorong mereka untuk menjadi pengguna jalan raya yang memiliki karakter baik, dalam arti kata bertanggung jawab," ucap Nona Pooroe, Psikolog dan pemerhati anak kepada Otomania di Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Perlu diketahui, selain tidak waspada dan lengah, prilaku menjadi unsur kedua terbesar yang meyebabkan kecelakaan lalu lintas. Jumlah prilaku yang tidak tertib berlalu lintas menyumbang angka hingga 30 persen dari kecelakaan lalu lintas.


Melalui pembentukan karakter yang dimulai sejak usia dini, maka bisa membuat prilaku anak menjadi lebih baik. Bahkan dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang belajar tentang keamanan lalu lintas sejak kecil memiliki prilaku aman di jalan raya.

"Adanya filterisasi dari usia kecil memang cukup baik, hal ini bisa membuat mereka (anak kecil) lebih bertanggung jawab dan mencegah untuk menjadi korban kecelakaan," kata Nona.

Hal senada juga diutarakan Arief Rachman, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Menurutnya bahwa pembentukan karakter harus bisa dilakukan oleh semua pihak terhadap anak sejak usia dini, hal ini penting agar ke depan mereka anak-anak disiplin.

"Pendidikan karakter merupakan upaya sadar yang disengaja serta terprogram untuk menolong manusia agar mengerti, peduli dan bertindak berdasarkan nilai etika. Dengan begitu mereka tahu mana yang benar baik dan patut diikuti," ucap Arief.

Editor : Agung Kurniawan

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa