Jakarta, Otomania - Honda BeAT menjadi produk terlaris yang pernah dikeluarkan PT Astra Honda Motor (AHM). Sejak awal diluncurkan pada 2008, angka populasinya mencapai 10 jutaan unit, bahkan angka ini diramalkan akan terus meningkat dengan keluarnya model baru.
Margono Tanuwijaya, Direktur Pemasaran AHM mengatakan Honda BeAT bisa dibilang menjadi skutik terlaris Honda di dunia.
"Desain yang kompak serta kemudahan dalam mengendarainya menjadikan BeAT produk yang mudah diterima masyarakat. Populasinya sampai saat ini mencapai 10 juta unit," ucap Margono, Sabtu (13/8/2016).
Menurtunya, meski AHM menargetkan penjualan BeAT mencapai 170.000 unit setiap bulan, namun tujuan diluncurkan generasi baru ini lebih ke arah mewadahi permintaaan konsumen yang sudah menanti penyegaran dari skutik sejuta umat ini.
"Beat ini sudah lama sekali, dan kita ingin memenuhi konsumen kita makanya ada perubahan. kedua kita bukan volume, diharapkan konsumen kita lebih terapresiasi dengan model baru ini," kata Margono.
SDM Lokal
Sementara itu President of Honda R&D, Southeast Asia Co.,Ltd. Hikaru Tsukamoto mengatakan, dalam merancang generasi baru Honda BeAT agar sesuai dengan kriteria kebutuhan konsumen. AHM sudah melakukan riset panjang serta melibatkan kurang lebih 10 orang lokal terbaik.
"Kami bekerja sama dengan desainer Indonesia untuk membuat BeAT ini diterima dengan baik. Development styling dan sanse langsung ditangani mereka," ucap Tsukamoto.
Honda BeAT diproduksi di lima lini perakitan dengan memanfaatkan kaspitas yang ada di tiga pabrik, yakni Sunter, Cikarang, dan Karawang. Dalam produksinya, Honda BeAT ditangani oleh 17.000 putra bangsa yang terlibat langsung.
"Dengan perusahaan pemasok di tier 1 dan 2, jumlah yang terlibat sekitar 128.000 orang. Produk ini kami kirimkan kepada para konsumen melalui 1.800 diler di seluruh Indonesia. Tentunya melibatkan ribuan lagi orang, mulai dari sales people, delivery man, hingga mekanik untuk layanan purna jual sesudahnya. Ini menggambarkan betapa besar multiplier effect dari Honda BeAT," papar Johannes Loman di waktu dan tempat yang sama.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR