Jakarta, Otomania – Ketika turing sepeda motor terkadang pengendara paling depan suka menggunakan isyarat tangan atau kaki. Fungsinya, untuk memberikan informasi kepada rekan yang di belakang mengenai adanya lubang, jalan rusak hingga lampu merah.
Lantas, dari segi keamanan dan keselamatan apakah isyarat tersebut perlu dilakukan setiap turing? Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), mengatakan, isyarat tersebut tidak multak harus dilakukan. Sebab, bisa mempengaruhi keseimbangan pengendara.
“Filosofi naik motor itu menjaga kestabilan, yang letaknya bisa dari kaki dan tangan, maka jika terganggu maka Anda menjadi tidak stabil. Jadi usahakan gunakan fitur yang ada di motor tersebut, dan paling penting jangan manja atau ketergantungan dengan yang di depan ketika turing,” ujar Edo saat berbincang dengan Otomania, di Jakarta akhir pekan lalu.
Jika tidak fokus dan terlalu bergantung pada pengendara di depan, lanjut Edo, sewaktu saat orang tersebut lupa, maka yang di belakang yang menjadi bahaya. “Sehingga, masing-masing anggota turing harus tetap fokus, istilah anak sekarang itu turing jangan manja,” kata Edo.
Belum lagi, lanjut Edo, tidak semua sepeda motor bisa terbebas dari fokus tangan dan kaki. Misalnya motor kopling, sekalinya bisa seperti matik, pengendaranya juga tetap dituntut harus fokus dan ia tidak setuju dengan berlendara sesuai atau disesuaikan kondisi jalan.
“Sebisa mungkin kurangi gerakan kaki dan tangan ketika berkendara dan tetaplah fokus ketika berkendara, jika sudah lelah ya istirahat dan lanjutkan lagi perjalanan,” ucap Edo.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR