Jakarta, Otomania – Berada di kawasan Jatinegara terutama kawasan Mester, bagi biker pasti sudah mengenal tempat ini sebagai pusatnya helm sepeda motor. Pemilik sepeda motor dapat menemukan beragam helm dengan beragam model, harga, merek serta kondisi baru maupun bekas.
Di kawasan ini pula para pemilik helm yang ingin melego atau menukar tambah helm lamanya dengan helm baru, dapat dilakukan di sini. Tentu setelah menemukan pedagang yang tepat dan kesepakatan yang sesuai dengan kedua belah pihak.
Misal saja Andre dari Kebon Nanas, pada siang itu ingin menukarkan helm full face KYT RC Seven berkelir abu-abu miliknya pada salah satu pedagang di kawasan Jatinegara. Kondisi helmnya cukup mulus pada bagian luar, busa masih empuk, hanya beberapa bagian karet yang getas dan mudah copot di bagian kecil dalam helm.
“Saya ingin punya helm baru dengan model halfface yang lebih nyaman dari pada helm fullface. Kondisi helm saya masih cukup lumayan, saya coba tawarkan pada pedagang di sini berharap hanya menambah Rp 100 ribu untuk helm KYT halfface baru,” ucap Andre kepada Otomania, Jumat (17/6/2016).
Menurut Andre, ia tidak dapat melakukan ini di toko helm terutama untuk opsi tukar tambah. Padahal ia tidak ingin helm lamanya bakal menganggur di garasi rumah ketika ia memiliki helm baru.
Berbeda dengan Andre, dua mahasiwa perguruan tinggi di Jakarta mendatangi pedagang helm di kawasan Jatinegara untuk menjual helm miliknya. Helm model retro dengan kaca Bogo dicoba tawaran pada beberapa pedagang.
“Saya merantau disini dan sedang butuh dana untuk balik kampung beberapa hari lagi. Helm ini jarang dipakai dari pada hanya diam di kamar kos jadi mau dijual saja karena memang saya punya untuk jaga-jaga kalau naik motor,” ucap si mahasiswa yang tidak ingin disebut namanya.
Kelebihan pedagang helm kaki lima memang di antaranya dapat menjadi tempat mendapatkan helm dengan cara yang tidak bisa ditawarkan toko helm. Juga jadi jalan keluar untuk mendapatkan sedikit dana tambahan untuk keperluan sehari-hari.
Salah satu pedagang helm di kawasan Jatinegara, Sus, mengungkapkan memang banyak dari calon konsumen yang datang menawarkan untuk tukar tambah atau mencoba menjual helm milik mereka kepada pedagang. Ini menjadi salah satu ciri khas pedagang kaki lima.
"Biasanya dilihat kondisinya. Kalau sudah rusak, kondisinya tidak terlalu baik, tidak bisa dijual kembali. Kadang calon konsumen memaksa untuk tukar tambah dengan helm yang lebih bagus. Tapi opsi tukar tambah dan jual ini saya pribadi tidak lakukan karena tidak telalu menguntungkan dan berisiko," ucap Sus.
Akhirnya, Andre dapat memiliki helm baru model halfface KYT setelah beberapa kali menanyakan pada beberapa pedagang . Targetnya yang hanya ingin menambah mengeluarkan Rp 100 ribu sayangnya tidak tercapai karena dana yang diinginkan pedagang Rp 150 ribu. Sedangkan kedua mahasiswa yang ingin menjual helmnya harus gigit jari karena hari itu tidak ada pedagang yang menginginkan helm mereka.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR