Jakarta, Otomania – Penjual helm seken yang banyak hadir di pinggir jalan di beberapa daerah jadi fenomena tersendiri. Para pedagang tersebut menawarkan helm bekas pakai dengan model beragam dan harga miring.
Memutuskan membeli helm seken tentu ada di tangan konsumen, namun ada baiknya memikirkan beragam hal sebelum memutuskan helm bekas tersebut.
“Sekarang coba kita hitung. Harga helm baru sekitar Rp 300 ribu, masa pakai anggap saja tiga tahun. Jika dibagi masa pakai uang Rp 300 ribu tersebut dengan total hari selama tiga tahun didapat biaya pemakaian sehari helm Rp 300-an. Murah untuk ukuran perlindungan keamanan dan kualitas dibanding beli seken,” ucap Johannes, Direktur Pemasaran PT Danapersadaraya Motor Industri (DMI), produsen helm NGK, saat ditemui Otomania Rabu (15/6/2016).
Johannes menambahkan, memutuskan membeli helm seken dengan harga murah bukan keputusan yang baik. Perlakuan untuk membeli barang seken seperti melihat bentuk fisik dan riwayat barang, tidak bisa dilakukan pada helm.
“Kita tidak tahu helm tersebut bekas jatuh atau tidak, kan tidak ada riwayat catatannya. Kita tidak tahu sudah dimodifikasi atau tidak. Terlalu beresiko,” ucap Johannes.
Misalkan kondisi busa pelindung yang sudah termakan usia terkadang tidak dipedulikan pedagang dan tetap menjual helm bekas tersebut meski fungsi pelindung busa tersebut sudah berkurang.
Saat ini sudah banyak helm baru dengan harga yang cukup terjangkau dan dengan kualitas keamanan yang sudah teruji. Membeli helm seken di tempat yang tidak terpercaya membuat kemungkinan kita mendapatkan barang berkualitas rendah semakin tinggi.
Sekali lagi, pilihan tetap berada di tangan konsumen.
| Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR