Jakarta, Otomania - Busi bertugas sebagai penyalur percikan api ke ruang bakar pada mesin kendaraan, oleh karena itu keberadaannya cukup penting. Namun demikian, busi bukan merupakan komponen yang awet, karena tetap ada masa pakainya.
Saat mengalami masalah dan berniat untuk melakukan pergantian busi atau melakukan pengecekan dan pembersihan memang tidak harus membawa ke bengkel, karena bisa dilakukan sendiri. Walau mudah, tapi ada tata cara untuk membuka dan memasang busi, hal ini yang sering disepelekan, khususnya pengguna sepeda motor.
"Yang paling sering salah dilakukan adalah ketika melepas busi dalam kondisi mesin panas dan memasanganya dengan sekuat tenaga. Memang bisa, tapi dampaknya buruk dan jangan pernah dilakukan," ucap Slamet Pamuji punggawa bengkel Selta Motor di Condet saat dihubungi Otomania, Sabtu (16/1/2016).
Menurutnya, saat kondisi mesin panas akan terjadi namanya proses pemuaian. Hal ini sudah ada dalam hukum fisika, baik benda logam atau besi saat dipanaskan akan memuai dan mengalami pelenturan.
Nah, letak kesalahan sering terjadi di sini, ketika mesin masih panas, langsung tancap kunci busi dan membukanya. Tanpa disadari hal ini akan membuat alur drat (baut) busi akan cepat rusak, efeknya tentu busi tidak bisa dipasang dalam posisi yang normal dan membuat kerjanya tidak stabil, atau parahnya tidak bisa dipasang sama sekali. Oleh karena itu, baiknya saat akan membuka atau memasang busi tunggu suhu mesin kembali dingin untuk menghindari adanya pemuaian.
Kedua, yang juga sering salah dilakukan adalah ketika proses pemasangan. Kebanyakan orang tanpa disadari juga suka mengencangkan busi sekaut tenaga, yang perlu diketahui material mesin berbeda dengan material besi padat, bisa dikatakan alur drat busi lebih lembek dibandingkan drat di baut.
"Meterial mesin khususnya silinder head punya bahan yang lebih empuk, sedangkan alur drat di busi terbuat dari besi padat. Saat memasang terlalu kencang bisa terjadi over tekanan yang membuat drat di blok rusak atau sering disebut dengan slek. Harusnya pemasangan busi sekadarnya saja jangan terlalu kencang," paparnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR