"Untuk saat ini penggunaan alat scan untuk sepeda motor injeksi belum sangat dibutuhkan. Jadi belum berkeinginan untuk membelinya. Sayang nanti tidak terpakai," ujar Muhammad Faisal pemilik bengkel Medan Motor saat ditemui, Senin (25/5/2015).
Penggunaan alat khusus tersebut, kata Faisal, masih lebih dibutuhkan untuk sepeda motor sport, saat mengecek rpm dan mencari tarikan yang bagus. Dipercayai bahwa produk injeksi pada motor biasa, seperti matik dan bebek sangat awet dan jarang terjadi kerusakan. Tanpa menggunakan alat khusus tersebut, bengkel milik Dimas sudah menjadi langganan sepeda motor bersistem injeksi, walau hanya sebatas pembersihan saringan udara dan busi.
"Sensor injeksi pada sepeda motor yang digunakan sehari-hari sangat jarang mengalami kerusakan, karena itu memang tujuan dibuatnya teknologi baru ini, meminimalisir intensitas pengendara pergi ke bengkel. Kita juga banyak pelanggan motor injeksi, tapi kita tidak kutak katik sensornya, hanya sebatas pembersihan seperti layaknya model karburator, dan sejauh ini pelanggan puas dan kembali lagi," ujar Faisal.
Hal serupa dibenarkan oleh Dedi Asep pemilik bengkel Podomoro Motor di Jalan Haji Ten No 51, penggunaan alat scan sepeda motor injeksi belum diperlukan, karena bisa dilihat dari sisi bisnis, belum terlihat adanya penurunan pelanggan, dan belum ada konsumen yang mengadukan masalah sensor injeksi pada motor.
"Kita belum kepikiran, tapi memang saya sebelumnya pernah coba mencari tahu dan ternyata memang belum terlalu dibutuhkan, mungkin nanti sekiranya dibutuhkan kita bisa langsung membelinya, kebetulan saya sudah tahu di mana harus membeli jadi tidak sulit, hanya tinggal menabung saja," ujar Dedi.
Editor | : | Aris F Harvenda |
KOMENTAR