Otomania.com - Terjawab, kenapa jalan tol ada yang menggunkan material aspal dan beton, ini penjelasannya
Pengemudi mobil yang sering keluar kota tentu pernah menemui kondisi jalan tol di aspal dan juga beton.
Kedua material jalan tol ini mungkin terasa berbeda saat dilintasi kendaraan karena sifatnya yang lentur maupun keras.
Lantas, apa yang menjadi pertimbangan pengelola memilih kedua meterial jalan tersebut?
Disampaikan oleh Dwimawan Heru, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero).
"Pertimbangan kami dalam menentukan jenis tipe perkerasan rigid (beton) atau fleksibel (aspal) dalam konstruksi jalan tol, didasarkan pada perencanaan atas beban lalu lintas (Traffic) yang akan dilayani oleh jalan tol tersebut selama usia layanannya," buka Dwimawan Heru.
Ditambahkan oleh Dwimawan Heru, saat dihubungi oleh pada Kamis (22/7/2021).
"Selain itu juga berdasarkan dari kondisi tanah di sekitar daerah jalan tol yg dibangun. Jika traffic yang dilayani tinggi, maka direkomendasikan menggunakan tipe perkerasan beton," lanjutnya.
Diungkapkan oleh Heru, bahwa material aspal dan beton di jalan tol mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
"Kelebihan jalan beton yaitu mampu menahan beban dari kendaraan bermuatan berat, lebih tahan banjir dan genangan air," jelasnya.
"Bisa digunakan pada struktur tanah apapun tanpa harus memperbaiki struktur tanah di awal pembangunan tol, hingga periode perawatan yang lebih lama dibanding aspal," ungkap Dwimawan Heru.
Untuk kekurangan jalan beton, Heru menyebut jika warna beton cenderung monoton sehingga membuat nuansa jalanan terlihat gersang, dan ketika jalan beton rusak, biaya pemeliharaan cenderung mahal dan membutuhkan waktu lama saat perbaikan.
Sedangkan untuk jalanan aspal diakui lebih nyaman saat dilintasi pengemudi, khususnya dengan kendaraan berbobot ringan.
Baca Juga: Terkuak Arti Kode Huruf A dan B di Rest Area Tol Trans Jawa, Ada Ambon dan Bandung Apa Maksudnya?
"Kelebihan jalan aspal itu sangat cocok digunakan sebagai jalur lalu lintas kendaraan ringan. Ketika terjadi kerusakan, jalan aspal yang diperbaiki bisa di bagian yang rusak saja atau tidak besar seperti beton. Selain struktur jalan aspal juga lebih halus dibanding beton," jelas Heru.
Dan kekurangan dari jalan aspal yakni seperti tidak tahan terhadap banjir dan genangan air.
Kemudian kontur tanah yang akan ditimpali jalan aspal harus diratakan atau diperbaiki lebih dahulu saat pembangunan.
"Pemeliharaan untuk jalan aspal akan sering dilakukan, mengingat jalan aspal tidak sekuat jalan beton sehingga mudah mengalami kerusakan," terang Heru.
Meski begitu Heru beranggapan, bahwa kedua material jalan tol tersebut dinilai sama baiknya khususnya untuk ban kendaraan.
"Dari segi ketahanan ban, setiap pabrik ban telah menguji daya tahan produksi bannya di beragam permukaan termasuk aspal maupun beton."
"Jadi agar permukaan ban tidak cepat habis adalah perawatan yang tepat dan gaya mengemudi," kata Heru.
"Jadi selama penggunaan kendaraan tidak agresif dan dalam kecepatan yang sesuai aturan dan tidak melakukan pengereman mendadak, ketahanan ban akan terjaga dengan baik di jalan aspal maupun beton," tutupnya.
Baca Juga: Penting! Ini Arti Rambu Penunjuk Warna Hijau dan Biru di Jalan Tol, Kenali Sebelum Mengemudi
Sebagai informasi, aspal merupakan material jalan yang terbuat dari susunan bebatuan yang direkatkan dengan cairan kental berwarna hitam.
Sedangkan jalan beton dibuat dari campuran semen, pasir dan material lain yang dicor.
Editor | : | Dimas P |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR