Otomania.com - Dari segi kualitas, jok aftermarket merek Rocaro sudah tidak diragukan lagi.
Banyak pemilik mobil yang mengganti jok asli bawaan pabrik dengan Recaro, tujuannya selain biar kelihatan keren pastinya juga nyaman di badan.
"Bukan sekarang aja, tapi dari sekitar tahun 2000-an awal sudah banyak yang cari," ujar Dewa Indra, selaku owner dari Garasi Sunroof, Sabtu (21/7/2018).
"Cuma di tahun 2010 lebih kenceng lagi, karena orang banyak yang bangun mobil klasik untuk pakai jok ini," lanjutnya.
Sayangnya, saat ini banyak beredar barang tiruan yang memakai nama Recaro.
(BACA JUGA: Mampukah Jorge Lorenzo Jinakkan RC213V Layaknya Marc Marquez? Ini Kata Bos Tim LCR Honda)
Apalagi dari segi tampilan bisa dibilang mirip menyerupai aslinya.
Jadi sulit untuk membedakan antara barang asli bawaan pabrik Recaro dengan imitasinya.
Lantas, bagaimana cara membedakan antara jok Recaro asli dengan yang palsu?
Menurut pria yang akrab disapa Dewa itu, ada dua bagian yang membedakan antara jok Recaro asli dengan tiruannya.
"Lihat serabut kelapanya di bagian bawah jok, yang asli sama palsu pasti kelihatan bedanya karena yang palsu tidak punya serabut kelapa," ucap Dewa lagi.
(BACA JUGA: Jawaban Ilmiah, Kenapa Ban Selalu Berwarna Hitam Bukan Putih Yang Jadi Dasar Dari Karet)
"Terus untuk pengaturan joknya juga kalau yang palsu itu biasanya model tuas, sedangkan yang asli itu menggunakan model puteran," lanjutnya.
Selain itu, karena jok Recaro dulunya digunakan di mobil-mobil sport dua pintu, maka ada tuas di samping untuk memberi akses masuk atau keluar penumpang belakang.
"Nah, kalau yang palsu tidak ada tuas seperti ini," terang Dewa seraya menunjukkan lokasi tuasnya.
Dewa juga mengatakan ada dua model jok Recaro yang paling banyak diproduksi tiruannya saat ini.
"Kenapa saya tunjuk model LS sama LX? Karena banyak yang imitasinya," tutupnya.
(BACA JUGA: Yamaha Mulai Ikut Main Motor Hybrid, Amunisinya Sudah Rilis di Thailand)
Cek dulu ya sebelum keburu membelinya, kalau yang sudah terlanjur beli silakan di lihat seperti ciri-ciri di atas, asli atau palsu.
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR