Otomania.com - Menggunakan lampu dim atau lampu jauh di jalanan juga ada aturannya.
Enggak sedikit, ada pengendara yang justru mengabaikan fungsi dari lampu ini dan menggunakannya semena-mena.
Seperti contohnya, ada pengendara yang mengemudikan mobil, kemudian hendak menyalip di depan.
Terburu-buru dan memaksakan mengambil jalur kanan, padahal dari arah yang berlawanan sudah ada mobil lain yang melaju sangat dekat.
(BACA JUGA: Hanya Podium Tiga, Andrea Dovizioso Menyesali Pilihan Ban di MotoGP Austria)
Tapi si pengemudi tetap ngotot melaju dan malah menyalakan lampu dim berkali-kali yang meyilaukan pengendara di depan.
Lalu contoh lainnya, ketika hendak meyalip sebuah mobil lain.
Bukannya mengaktifkan lampu sein, eh malah memainkan lampu dim.
Terus pertanyaannya, apakah semua itu sudah tepat?
(BACA JUGA: Gonjang-ganjing Tim Suzuki Ecstar, Andrea Iannone Merasa Jadi Anak Tiri, Enggak Dikasih Sasis Baru)
Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu menilai, lampu tembak sebaiknya digunakan saat jalanan sepi dan minim penerangan saja.
Dengan catatan, harus dimatikan saat ada kendaraan lain dari arah berlawanan.
"High beam digunakan untuk menarik perhatian pengguna jalan lain agar mengetahui keberadaan kita," kata Jusri beberapa waktu lalu.
"Tapi begitu kendaraan lain di depan dan mendekat, high beam harus diturunkan ke low beam," lanjutnya.
(BACA JUGA: Andrea Iannone Enggak Dapat Sasis Baru Alex Rins, Suzuki Anggap Normal )
Jusri pun juga tak menganjurkan untuk menggunakan lampu dim saat menyalip.
Alangkah baiknya jika menggunakan lampu sein.
Kecuali untuk memperingatkan apabila pergerakan kendaraan di depan cenderung membahayakan, baru tepat dinyalakan.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR