Otomania.com - Mobil dinas kepresiden biasanya dipilih jenis mewah dan ekslusif. Seperti yang didapatkan Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Mobil tersebut terbilang sangat langka dan sangat klasik untuk zaman sekarang, yaitu Cadillac Fleetwood 75 Limousine. Saat ini mobil tersebut sudah berpindah tangan ke salah seorang kolektor bersifat milik pribadi.
Dia adalah Jimmy, salah satu anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI). Bisa dibilang Jimmy adalah kolektor mobil antik yang sudah malang melintang di Tanah Air.
Beruntung saat acara kumpul bareng mobil antik yang diprakarsai PPMKI di Kebun Raya Bogor, Minggu (21/01/2018), Jimmy hadir dan membawa salah satu koleksi paling legendarisnya itu.
Tak diragukan, Cadillac Fleetwood 75 Limousine itu menyedot banyak mata yang turut hadir dalam acara itu.
(BACA JUGA: Mobil Klasik Kesayangan Jangan Cuma Jadi Pajangan)
Banyak para anggota PPMKI dan masyarakat umum yang berfoto selfie didepan mobil yang punya sejarah panjang itu. Karena memang mobil itu paling terlihat berbeda dari puluhan mobil antik lainnya.
Punya whelbase panjang sekitar 6 Meter, dengan bentuk yang unik dan langka untuk ukuran di Indonesia. Ketika melihat bentuk luarnya berciri khas sekali dengan mobil-mobil keluaran Amerika yang kebanyak bersudut lancip di setiap lekukan bodinya.
Saat melihat kedalam aura klasiknya sagat terpancar dari model jok panjang dan jahitannya yang bermotif lurus. Selain itu dasbornya masih terlihat rapih dengan sentuhan aksen krom dibeberapa bagian.
Karena mobil ini CBU (Completely Built Up) atau rakitan luar negeri, maka setir pun mengikuti aturan di Amerika yaitu berada di sebelah kiri. Posisi presneling pun juga khas mobil keluaran negeri Paman Sam yang berada di konsol setir sebelah kanan.
(BACA JUGA: Ratusan Mobil Klasik Kumpul di Kuningan City)
Terbayang ketika mengendarainya pasti akan terasa nyaman jarak pandangnya karena desain kaca depan yang luas sampai melengkung kesamping. Model setirnya pun sangat "oldskull" yang punya palang dua dan lingkar kemudi besar tapi tipis dibagia pegangan tangan.
Karena mobil ini berjenis Limousine atau panjang, maka tak hayal tempat duduk bagian belakang untuk penumpang sangat luas dan lega. Jika diduduki orang yang punya tinggi 170 cm pun masih sangat nyaman. kaki tetap bisa diluruskan tanpa takut mentok dengan jok depan.
Yang menarik, konsol pintu belakang yang terlapis kulit warna hitam, tertempel sebuah logo burung Garuda Pancasila disisi kiri dan kanan, yang merupakan Lambang Negara Indonesia.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Jimmy sang pemilik berbagi cerita sedikit tentang asal mula mobilnya ini hingga akhirnya sampai ke tangannya. Dia menjelaskan tahun produksi Cadillac Fleetwood 75 Limousinenya ini tahun 1964.
(BACA JUGA: Mau Beli Mobil Klasik? Ini Kuncinya)
"Sejarah mobil ini aslinya adalah mobil dinas terakhir yang menemani di sisa masa dinas Presiden Soekarno, karena mobil sebelumnya sudah tersimpan di museum dan ada juga yang hancur pada masa Kemerdekaan karena dibakar oleh Belanda," kata Jimmy.
Cadillac Fleetwood 75 Limousine ini awalnya dirawat oleh Probosutedjo salah satu saudara Presiden Kedua Soeharto. Dirinya adalah tangan keempat yang beruntung untuk merawatnya, yang dilelang pertama kali oleh Sekretariat Negara pada tahun 1975.
"Pemilik pertamanya Pak Probosutedjo. Sama Pak Probo hampir 40 tahun. Dari Pak Probo lari ke Solo, dari Solo ke Cilangkap, baru ke saya. Di saya sudah tujuh tahun," ucap Jimmy.
Nah pasti banyak yang penasaran berapa dana yang disiapkan Jimmy untuk meminang mobil legendaris eks Sang Proklamator Indonesia.
Ketika disinggung soal itu, Jimmy tak mau membukannya, tetapi dia menjelaskan saat pertama kali mendapatkannya kondisi mobil masih sangat terawat.
Jimmy juga sedikit berikan info tentang spek mobil ini, dia mengatakan semua part yag tertempel masih orisinil termasuk juga mesin 6.700cc V8 bertransmisi matiknya. Mobil ini adalah pesanan khusus atau sering disebut Presidential Series artinya Cadillac Fleetwood 75 Limousine ini tidak diproduksi banyak, Harganya pun juga gelap. "Makanya mobil ini enggak ada nilainya," ucap Jimmy.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR