Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Berawal Iseng, Pemuda Indonesia Ini Mampu Jadi Desainer F1

Setyo Adi Nugroho - Minggu, 22 Januari 2017 | 12:31 WIB
Desain mobil Scuderia Toro Rosso
BBC Sports
Desain mobil Scuderia Toro Rosso

Jakarta, OtomaniaStephanus Widjanarko mungkin membuat iri banyak pecinta Formula 1. Bagaimana tidak, lapangan pekerjaannya sangat dekat dengan mobil balap Formula 1 sebagai desainer aerodinamika tim Scuderia Toro Rosso.

Bagaimana ia bisa sampai di posisinya saat ini? Tephie, panggilan Stephanus, bercerita setelah dirinya diterima di Universitas Twente, Belanda pada program studi teknologi energi berkelanjutan, dirinya mulai berkenalan dengan dunia aerodinamika.

“Waktu itu saya berkonsentrasi pada pemanfaatan energi angin. Di Eropa mereka memanfaatkan angin dengan mengembangkan desain bilah kincir angin lebih canggih,” ucap Tephie saat ditemui Otomania beberapa waktu lalu.

Tephie pun berkonsentrasi pada studi desain aerodinamika, pemanfaatan wind tunnel, sesuatu yang masih jauh dari dunia otomotif. Beberapa kali dirinya mendapatkan kesempatan magang di beberapa perusahaan Eropa.

Setelah dirinya lulus pada September 2011, Stephie menjajal peruntungan dengan mencoba bekerja pada perusahaan energi di Eropa. Namun ketika itu kondisi industri energi terbarukan mengalami penurunan. Teknologinya bertumbuh pesat namun pasarnya tidak berkembang.

“Ketika saya lulus, beberapa perusahaan energi baru saja memutuskan ribuan pekerjanya. Tidak ada yang menerima pekerja baru, permintaannya tidak ada padahal teknologinya terus berkembang. Saya juga telah mengirimkan ke semua perusahaan energi yang saya tahu, tapi tidak ada panggilan,” ucap Tephie.

Stephaus Wiidjanarko, orang Indonesia desainer aerodinamika Toro Rosso
Istimewa
Stephaus Wiidjanarko, orang Indonesia desainer aerodinamika Toro Rosso

Di tengah kebingungannya, Tephie lagi-lagi iseng-iseng mencoba mengirimkan CV ke beberapa tim balap Eropa. Ia berpikir ketika itu sudah ada di Eropa maka tidak ada salahnya sektor otomotif dicobanya karena semua perusahaan energi yang ia tahu tidak menerima karyawan.

“Saya kirim ke semua tim balap yang ada di Eropa, kecuali Ferrari karena saya tahu mereka hanya berdasarkan rekomendasi orang dalam. Namun lagi-lagi tidak ada kabar padahal visa saya sudah mau habis,” ucap Tephie.

Akhirnya dirinya memutuskan kembali ke Tanah Air. Namun tepat satu hari sebelum dirinya kembali sebuah telepon mengabarkan dirinya diminta wawancara kerja untuk Scuderia Toro Rosso.

“Saya lakukan perjalanan singkat ke markas tim di Faenza, Italia. Sehabis wawancara, saya tidak berharap banyak. Saya tetap kembali ke Tanah Air untuk berusaha mencari kerja di sini. Namun selang seminggu ternyata saya diterima di tim balap tersebut,” ucap Tephie.

Jadilah pemuda Bandung ini mulai bekerja April 2013 dengan posisi sebagai Junior CFD Aerodinamis tim Scuderia Toro Rosso yang saat itu diwakili pebalap Daniel Ricciardo dan Jean-Eric Vergne. Kini Stephie bekerja sebagai Aerodinamicyst di markas desain tim Torro Rosso di Bicester, Oxfordshire, Inggris. Tugasnya mendesain bagian depan (nose/front wing) mobil balap F1.

Seperti apa rasanya bekerja sebagai desainer di tim Formula 1? Simak di artikel berikutnya.

Editor : Azwar Ferdian

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa