Jakarta, Otomania - Chevrolet menjadi merek pertama yang bermain mesin diesel di segmen kendaraan multi guna bawah (low multi purpose vehicle/LMPV). Jantung pacunya berkapasitas 1.300 cc, 4-silinder dengan teknologi commonrail, serta turbo.
Namun, karena pabrik perakitannya di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat ditutup pada akhir Juni 2015, "mobil sejuta umatnya" itu kini tidak lagi di jual di Indonesia.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Spin diesel sepanjang tahun lalu hanya 637 unit. Varian yang ditawarkan, yaitu 1.3 LS, LT dan LTZ, namun paling laris tipe LTZ.
Sepanjang tahun ini, merek asal Amerika Serikat (AS) itu sama sekali tidak menjual Spin. Kondisi tersebut dimanfaatkan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), sebab awal 2017 akan menjual Ertiga bermesin diesel dengan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS).
Lantas, apakah Ertiga diesel hibrida bisa lebih laris ketimbang Spin diesel? Harold Donnel, 4W Marketing Head of Product Development & Accessories SIS percaya kalau lebih baik dari kompetitor.
"Masalahnya hanya dari penawaran dan permintaan. Selagi kedua itu berjalan dengan baik, maka produk tersebut akan laris," ujar Harold belum lama ini.
Harold melanjutkan, perusahaan sudah melakukan survei sejak dua tahun lalu. Hasilnya, permintaan terhadap "mobil sejuta umat" bermesin diesel masih ada.
"Oleh sebab itu kami berani meluncurkannya tahun depan. Kita juga akan jual di seluruh diler Suzuki, tanpa terkecuali," kata dia.
| Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR