Jakarta, Otomania - Sepeda motor injeksi memiliki spesifikasi busi berbeda dengan motor konvensional atau karburator. Bila sampai salah mengaplikasi busi, bisa fatal akibatnya.
Motor injeksi bekerja melalui engine control unit (ECU) yang mewajibkan pemakain busi dilengkapi dengan resistor atau berkode "R". AB Andra, Aftermarket Sales Manager PT NGK Busi Indonesia mengatakan, resistor berguna untuk menyaring gelombang elektormagnetik dari percikan api.
"Percikan busi mengasilkan gelombang elektromagnetik atau radiasi. Bila arus keluar tanpa diredam resistor bisa menggangu sistem sensor serta merusak kerja ECU pada sepeda motor," ucap Andra saat dihubungi Otomania, Kamis (28/7/2016).
Menurutnya, motor injeksi yang menggunakan busi tanpa resitor akan menyebabkan dampak penolakan arus bolak-balik sinusoid atau sering disebut impedansi. Meski motor tetap bisa hidup seperti biasa, tapi kondisi pengapiannya tidak normal.
Saat pertama menggunakan tidak akan terasa dampaknya. Setelah lama-kelamaan baru akan mulai gejalanya, seperti setingan motor yang tiba-tiba tersendat-sendat, tarikan motor yang drop, sampai sistem sensor dan elektronik yang tidak berfungsi.
"Sebagain motor modern sudah ada tanda engine chek saat busi tidak sesuai, bila dibiarkan terus-menerus dalam jangka waktu berbulan-bulan ECU bisa jebol," papar Andra.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR