Jakarta, Otomania - Banyaknya peredaran oli mesin di pasaran menjadikan pilihan makin beragam. Hampir semua menawarkan kelebihan masing-masing, tapi pengguna kendaraan wajib waspada, terutama mengenai bujukan marketing soal produknya.
Mia Khrishna Anggraini, Coordinator Product Development Specialist Pertamina Lubricants, mengatakan, yang paling sering ditemui itu antara oli sintetik dan full sintetik, orang banyak yang terkecoh dengan istilah ini.
"Jangan mudah tertipu dengan gimmic marketing, kalau ada yang jual oli full sintetik dengan harga di bawah Rp 100.000, saya bilang itu bohong, kenapa karena oli full sintetik itu sudah melalui proses kimia yang harganya tidak murah, jadi kalau dijual dengan harga segitu wajib untuk dicurigai," kata Mia kepada Otomania, Senin (27/6/2016)
Menurutnya, oli full sintetis itu bukan pelumas yang dihasilkan langsung dari kilang, tapi dari perusahaan kimia. Penambahan aditif dan zat kimia lain untuk reaksi pada pelumas. Ini tidak murah, belum lagi ditambah dengan paket kemasan ketika dipasarkan.
"Logikanya mudah saja, base oli dari kilang saja harganya sudah cukup tinggi, belum lagi ditambah dengan harga untuk aditif dan zat lain serta kemasannya. Tidak mungkin dijual level harga segitu, baik oli motor maupun mobil," ucap Mia.
Mia menambahkan, bila untuk oli sintetik lain ceritanya. Pelumas sintetik dihasilkan dari kilang dengan kategori group tiga yang sudah disepakati oleh dunia, artinya oli sintetik ini dihasilkan langsung dari kilang tapi memiliki kualitas performa seperti oli non kilang
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR