Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Tinggalkan Mental Sepeda Motor Saat Nyetir Mobil

Stanly Ravel - Rabu, 15 Juni 2016 | 03:35 WIB

Jakarta, Otomania - Transisi dari menggunakan sepeda motor lalu mengendarai mobil memang butuh masa adaptasi. Meski sudah bisa, namun belum tentu terbiasa, akibatnya sifat atau gaya berkendara bermotor cenderung masih digunakan.  

Kategori pengemudi seperti ini masuk dalam kelompok green driver, artinya secara dasar mereka sudah bisa mengendarai mobil tapi belum memiliki jam terbang tinggi. Untuk itu perlu adanya pembekalan khusus, karena bila dibiarkan akan terbentuk pola berkendara yang buruk.

"Pembekalan cukup penting, tapi sayangnya di sini (Indonesia) tidak ada unit khusus untuk menangani hal ini, jadi kuncinya harus dari diri sendiri. Paling utama adalah meninggalkan budaya berkendara bermotor, mereka harus bisa mengerti dengan pasti bahwa mobil itu berbeda dengan motor," papar Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC) kepada Otomania, Selasa (14/6/2016).

Penekanan perbedaan berkendara motor dan mobil menurut Jusri jadi hal utama yang harus dimengerti. Dimensi mobil yang lebih besar dari roda dua memiliki kelemahan blind spot atau titik buta yang sangat tinggi, jadi saat membawa mobil mereka harus lebih fokus dan waspada karena bukan hanya mereka saja yang menggunakan jalan raya, tapi banyak pengendara lain juga.

Selain itu, bagi yang masih baru menggunakan mobil baiknya pintar-pintar mengatur rute perjalanan, seperti memilih jalan yang sepi dan tidak macet. Hal ini penting dilakukan agar lebih nyaman serta tidak menggangu pengguna jalan lain.


"Rata-rata mereka belum akurat saat bermanuver. Contoh ketika akan melakukan putar balik di jalan yang tidak terlalu lebar, bila beloknya terlalu jauh tentu mobil akan memakan ruang banyak dan belum tentu bisa sekali tekuk langsung jalan, atau ketika tanjakan, bila salah ancang-ancang maka efeknya mobil bisa mati. Secara tidak langsung kondisi ini menyusahkan pengguna jalan lain karena terjadi bottleneck yang mengakibatkan kemacetan," ujar Jusri.

Menurutnya, dengan pemahaman berkendara dan pintar mengatur rute maka mereka akan lebih leluasa menyesuaikan diri. Selain itu, mereka harus paham betul bahwa jalan raya itu adalah milik bersama jadi ada etika saat menggunakannya.

Editor : Azwar Ferdian

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa