Jakarta, Otomania - Mengendarai mobil saat bulan puasa berbeda dengan hari biasa. Dengan kondisi badan yang lemas, tanpa ada suplai makanan dan minum, tubuh dipaksa untuk tetap bisa fokus agar terhindar dari risiko di jalan raya.
Alexandra Asmasoebrata, pebalap Asian Formula Renault (AFR) wanita pertama di Indonesia, mengatakan berpuasa bukan berarti tidak bisa beraktivitas, terutama mengendari mobil. Hanya saja harus ada kontrol diri untuk melihat sampai mana titik maksimal yang dimiliki tubuh.
"Secara psikologi pasti tidak nyaman, karena perut kosong atau haus, untuk itu pengendara perlu tahu batasan maksimal dari tubuh. Saat sudah merasa lelah, baiknya jangan dipaksakan, badan yang lelah hanya membuat konsentrasi hilang dan efeknya tentu sangat berbahaya," ujar wanita yang akrap disapa Andra kepada Otomania, Rabu (8/6/2016).
Menurutnya, kondisi badan yang lemas tidak hanya terjadi saat puasa. Kejadian ini sering dialami pada hari-hari biasa, seperti lelah saat bermacet-macetan, atau saat menempuh perjalanan jauh. Kunci penting dari berkendara aman yang sering dilupakan adalah tidak bisa mengontrol diri.
"Tanpa disadari kita sering lupa kalau tubuh punya batas maksimal, tapi biasanya karena ingin cepat sampai jadi dipaksakan. Kondisi ini tambah berbahaya saat kita sedang berpuasa, jadi kalau sedah lelah atau letih segera berhenti di tempat yang aman, isitirahat sejenak jangan dipaksa jalan terus," ucap Andra.
Bukan hanya itu saja, menurutnya salah satu sifat salah kaprah saat berkendara di bulan puasa adalah suka menyalakan air conditioner (AC) secara berlebihan. Secara udara memang membuat sejuk dan nyaman, tapi lama kelamaan akan membuat kulit mengering dan badan dehidrasi.
"AC memang perlu, tapi secukupnya saja. Artinya tidak perlu sampai berelebihan, kalau terlalu dingin tanpa disadari bikin badan cepat dehidrasi," kata Andra.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR