Jakarta, Otomania - Pengendara sepeda motor wanita masih memiliki image yang buruk bagi sebagian orang. Kelalaian berkendara seperti menyalakan sein kanan dan belok ke kiri menjadi momok yang banyak ditemui di jalan raya, khususnya ibu-ibu.
Selain bisa membuat kesal pengendara lain, kondisi ini juga cukup merugikan karena bisa mengundang kecelakaan. Apalagi saat di jalan raya dengan lalu lintas yang ramai.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, I Gusti Agung Budi Dharma selaku instruktur safety riding Honda punya cara untuk mengantisipasinya, yakni dengan meningkatkan kewaspadaan agar bisa bereaksi ketika terjadi hal-hal di luar dugaan.
"Hal yang harus dilakukan adalah waspada dan memprediksi, artinya saat berkendara di belakangnya kita harus menjaga jarak dan kecepatan motor. Biasanya wanita punya respons yang lebih lambat dari pria, dengan menjaga jaga jarak bisa mengecilkan kemungkinan adanya risiko," ucap Budi sapaan akrabnya saat berbincang di sela-sela kontes Honda safety riding di Batam, Rabu (18/5/2016).
Menurutnya jarak aman bisa dilakukan dengan pembatasan kecepatan. Contoh saat di perkotaan, maksimal kecepatan ada di angka 60 kpj, dengan menjaga jarak sama saja dengan menciptakan ruang gerak yang cukup untuk bermanuver atau melakukan pengereman bila terjadi sesuatu.
"Ibu-ibu juga sering melakukan pengereman mendadak padahal objeknya masih jauh, hal ini karena respon mereka lebih cepat yang tanpa disadari menggangu pengendara di belakang. Bila dalam posisi tersebut kita tidak boleh emosi, seperti membunyikan klakson berkali-kali atau langsung menyalipnya, karena justru berbahaya yang membuat pengendara ibu tadi makin panik," ucap Budi.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR