Jakarta, Otomania – Pengguna kendaraan dengan transmisi otomatis saat ini semakin bertambah terutama di kota-kota besar. Kemudahan yang ditawarkan untuk menghadapi kemacetan jalan membuat transmisi otomatis sedikit demi sedikit jadi pilihan banyak orang.
Namun karena penggunaan sehari-hari dengan menghadapi kemacetan serta perubahan cuaca terutama di Indonesia, komponen transmisi otomatis ini memerlukan perhatian lebih. Perhatian diberikan terutama pada oli transmisi.
Dolf Valentino, Workshop Head Daihatsu Pangeran Jayakarta mengungkapkan, perawatan transmisi otomatis oleh pengguna kendaraan wajib dilakukan. Paling utama adalah memperhatikan kondisi oli transmisi otomatis. Berdasarkan hitungan Daihatsu, penggantian dilakukan setelah menempuh jarak 80.000 km dan kelipatannya.
“Banyak pengguna kendaraan transmisi otomatis malas mengganti oli transmisi, terlebih penggantian wajib saat 80.000 km. Alasannya secara kasat mata oli masih bening. Tapi yang jadi ukuran adalah viskositasnya karena selama penggunaan bisa berubah,” ucap Dolf.
Oli transmisi memegang peranan penting untuk melumasi seluruh komponen yang berada dalam gearbox. Pekerjaan ini ditambah berat dengan kondisi jalan perkotaan yang biasanya macet dan juga cuaca yang berubah. Oleh sebab itu butuh penggantian secara berkala karena viskositas oli juga bisa berubah.
Untuk perawatan sehari-hari pengguna cukup memeriksa tongkat indikator oli transmisi pada kendaraan sebelum digunakan. Hal ini bisa dilakukan pada pagi hari. Secara kasat mata yang dapat dilihat adalah ketinggian volume oli transmisi dan warna oli. Bila volume oli dibawah batas normal atau warna oli sudah mulai berubah jangan menunda waktu untuk segera ke bengkel dan mengganti oli transmisi kendaraan.
“Pemeriksaan setiap hari sebelum digunakan mampu menjaga kondisi transmisi tetap bekerja dengan baik. Cara ini juga dapat mendeteksi dengan cepat permasalahan yang dapat timbul pada transmisi otomatis,” ucap Dolf.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR