Jakarta, Otomania - Meski mobil bertransmisi otomatis terlihat mudah untuk digunakan, tetapi tidak sedikit yang masih keliru dalam mengoperasikannya, terutama mengenai fungsi gigi bawah alias low gear.
Salah kaprah penggunaan transmisi low gear bukan hanya untuk orang awam, melainkan kerap ditemui pada pengguna mobil matik yang sudah biasa mengemudikannya. Contoh paling banyak saat berkendara di lintasan menurun dan panjang. Hal ini memang bisa diterapkan, tetapi ada efek buruk bila dilakukan secara terus-menerus.
"Low gear bisa digunakan untuk membantu mereduksi gerakan mobil, terutama ketika sedang turunan, tapi bila keterusan digunakan, bisa fatal akibatnya," ucap Arifani Perbowo, Logistic and Production General Manager Kia Mobil Indonesia (KMI), saat dihubungi Otomania, Jumat (22/1/2016).
Menurut dia, saat menggunakan pada turunan panjang, sebaiknya jangan selalu mengandalkan posisi tuas di low gear, tetapi sekadarnya saja. Dalam jarak dan waktu tertentu, pindahkan tuas ke posisi D dan gunakan rem untuk memperlahan laju kendaraan.
"Banyak kasus orang selalu menggunakan low gear ketika turunan panjang, hal ini berdampak pada rasio dan kampas kopling yang panas. Efek paling fatal saat sudah berada di jalan datar dan tuas dipindahkan ke posisi D tiba-tiba transmisi mengunci pada gigi bawah. Hal ini terjadi karena kampas melekat pada pelat," ujarnya.
Bila ada yang pernah mengalami hal ini, cara mengatasinya tinggal memberhentikan kendaraan sampai kondisi mesin kembali dingin. Setelah itu, fungsi transmisi akan kembali normal. Namun, Ape, sapaan akrab Arifani, menganjurkan untuk tidak melakukan hal tersebut lagi karena berdampak lebih buruk.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR