Jakarta, Otomania – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, menginginkan Indonesia dapat memperdalam industri komponen terutama komponen kendaraan yang sifatnya utama atau kritikal.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik, Kementrian Industri Republik Indonesia, I Gusti Putu Suryawirawan, di sela-sela pembukaan pameran karoseri dan suku cadang INAPA 2016, di JI Expo Kemayoran, Selasa (26/3/2016).
Menurut Putu, komponen-komponen kritikal tersebut harus diproduksi di Indonesia. Nantinya perusahaan-perusahaan asing tidak hanya menjual komponen tersebut di dalam negeri namun memproduksi atau melokalisasi komponen tersebut.
"Kita berharap komponen utama hadir dan diproduksi di Indonesia, sehingga terjadi komunikasi dan keputusan, mereka tidak hanya menjual komponen tapi juga melokalisasikannya di Indonesia," kata Putu.
Pada pameran INAPA 2016 ini, banyak perusahaan komponen China memamerkan hasil produksi komponen kendaraan mereka. Termasuk komponen kritikal seperti mesin, transmisi, mekanis rem, dan poros roda. Putu memberikan contoh produsen asal China ini berhasil memproduksi komponen tersebut di dalam negeri.
“Perusahaan mobil China, Wuling akan memulai operasi pabrik mereka di Indonesia pada tahun 2017 mendatang sehingga membutuhkan banyak sekali komponen. Oleh karena itu perlu diidentifikasi komponen manakah yang diperlukan untuk dilokalisasi, komponen mana yang termasuk kritikal atau tidak kritikal, dan mengidentifikasi bagaimana keterkaitannya dengan industri kecil dan menengah nantinya,” tambah Putu.
Putu berharap dengan pertumbuhan ini akan ada bagian yang dapat dikerjakan oleh industri kecil dan menengah nantinya. Misalnya saja, bagian pemasangan pelek. Jangan sampai hal ini dikerjakan perusahaan asing, usahakan bisa dikerjakan oleh pelaku industri kecil dan menengah.
“Kmai berharap bantuan dari teman-teman di Asosiasi KAroseri Indonesia (ASKARINDO) untuk membantu pengembangan industri kecil dan menengah,” jelas Putu.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR