Jakarta, Otomania - Honda Prospect Motor (HPM) mendatangkan Brio dalam beberapa versi. Mulai dari generasi awal menggunakan mesin 1.3L dari Thailand, sampai saat ini yang tersedia dalam versi 1.2L CVT dan terakhir Brio Satya sebagai produk mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC).
Meski ketiganya saat ini sudah banyak dijumpai di diler mobil bekas (mobkas) tapi kecenderungan konsumen justru lebih banyak yang mengincar model Satya. Teddy pemilik showroom Teddy Jaya Motor di MGK Kemayoran, mengatakan bahwa orang suka dengan Satya karena bentuknya sama, tapi harga bekas jauh lebih murah.
"Dibandingkan dengan Brio 1.3L yang pertama keluar, Satya tipe E yang paling tinggi lebih lengkap karena sudah pakai wipper belakang. Selain itu dengan umur yang muda tapi harga Satya juga lebih murah. Kalau selisihnya bisa sekitar Rp 8 sampai Rp 9 jutaan," ucap Teddy kepada Otomania, Kamis (10/3/2016).
Dibandingkan dengan Brio 1.2 CVT, menurut Teddy pembeli merasa tanggung karena hanya beda transmisi tapi harga lebih mahal. Jadi kebanyakan konsumen cari kelas di atasnya sekalian, seperti hatchback.
"Sebenarnya ini relatif, karena tergantung selera, tapi dalam kenyataannya memang banyak yang begitu. Konsumen lebih suka Satya karena harga lebih murah, kebanyakan berfikir karena secara desain sama saja tidak ada beda antara Brio dan Satya. Bahkan sampai ada yang mengganti emblem Satya dengan Honda seperti Brio biasa," ucap Teddy.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR