Jakarta, Otomania — Rencana Ford Motor Indonesia (FMI) menutup operasinya pada pertengahan 2016 ini mendatangkan banyak keluhan. Selain kerugian di sisi konsumen, penutupan pun secara langsung merugikan pedagang mobil bekas (mobkas), khususnya yang sampai saat ini masih menjual produk Ford.
Herjanto Kosasih, Senior Marketing Manager WTC Mangga Dua, mengatakan bahwa keputusan yang diambil oleh FMI memberikan dampak cukup besar, terutama soal nilai jual mobkas Ford yang akhirnya harus turun drastis dan mengakibatkan kerugian.
"Harga Ford saat ini turun sekali, bukan hanya untuk Fiesta, melainkan semua model. Bayangkan, harga Fiesta saja yang populasinya sudah banyak dan dulu cukup baik sudah drastis turunnya di pasaran. Apalagi model lain yang dijual dengan tahun tua, pasti makin tidak keruan. Secara tidak langsung, ini juga merugikan penjualan para pedagang mobil bekas karena harga jualnya yang sudah hancur," kata Herjanto saat dihubungi Otomania, Selasa (16/2/2016).
Memurut dia, apa pun keputusan FMI, hal itu seharusnya tidak diutarakan secara mendadak. Harusnya ada sosialisasi dari jauh-jauh hari agar pedagang dan konsumen bisa mengantisipasi hal-hal yang timbul karena keputusan tersebut.
Herjanto mengatakan, sampai saat ini belum ada berita yang pasti mengenai bentuk lanjutan dari tanggung jawab FMI. Sebagai sebuah ATPM yang namanya sudah cukup besar, kondisi bahwa Ford yang tidak kunjung memberikan kejelasan sangatlah disayangkan. Ini mengingat dampak besar yang terjadi, baik untuk konsumen selaku pengguna, maupun pedagang.
"Di satu sisi, kondisi ini menguntungkan bagi yang masih mencari Ford karena bisa dapat harga sangat murah, tetapi di sisi lain kasihan pedagang yang masih menjual Ford, tetapi dengan harga tidak sebanding ketika mereka membeli. Konsumen juga rata-rata beralih ke produk lain karena takut soal ketidakpastian ke depannya," ucap Herjanto.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR