Jakarta, Otomania – MotoGP Indonesia belum diputuskan akan berlangsung 2017 atau 2018. Pemilihan sirkuit juga masih menjadi permasalahan, sebab katanya, dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tidak bisa dikucurkan pada pihak swasta, dalam hal ini sirkuit Sentul.
Opsi lain, disebutkan pemerintah akan membuat sirkuit baru, Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Palembang dan salah satu tempat di Jawa Barat akan menjadi tempat digelarnya MotoGP Indonesia. Tetapi, sampai sekarang belum ada kejelasannya.
Menurut Ketua Umum Pengprov Ikatan Motor Indonesia (IMI) DKI Jakarta A Judiarto, membangun sirkuit dalam jangka waktu singkat tidak mungkin. Apalagi bertaraf internasional, yang bisa digunakan untuk balapan bergengsi sepeda motor.
“Waktu satu atau dua tahun membuat sirkuit baru itu tidak mungkin. Minimal tiga tahun baru bisa,” ujar Judiarto menjawab pertanyaan Otomania di sela-sela acara afternoon tea bersama pengurus IMI di hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2016) malam.
Pria berkacamata minus itu menambahkan, sebaiknya jika memang mengejar target MotoGP Indonesia di 2017, gunakanlah sirkut yang sudah ada. Sebab, tidak perlu membangun dari nol, cukup melakukan renovasi.
“Renovasi saja sirkuit yang ada. Biayanya juga lebih murah dan jangka waktunya juga bisa cepat,” kata Judiarto.
Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S Dewa Broto, pernah mengatakan, dalam pertemuan antara Javier Alonso, Managing Director/Events Area Dorna Sport dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, belum membahas tentang sirkuit. Perbincangannya langsung ke pokok masalah, yaitu bisa tetap berjalan atau mundur.
“Pembahasannya itu belum detail soal sirkuit. Kita hanya menjelaskan kalau sirkuit Sentul memang tidak bisa dipakai. Ini aka nada pembahasan lebih lanjut lagi, yang paling penting adalah sudah ada lampu hijau dari Dorna,” ujar Gatot di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (3/2/2016) malam.
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR