Jakarta, Otomania – Merubah pelek dan ban bawaan pabrik dengan produk aftermarket, dengan model lebih tipis dan kecil, kerap dilakukan beberapa pemilik sepeda motor. Padahal perilaku ini sangat membahayakan dari sisi keselamatan.
Umum Santosa, Safety Riding Officer Astra Motor Yogyakarta mengatakan, tren modifikasi ini menyebar di kalangan pemilik sepda motor yang belum memiliki jati diri. Mereka cenderung masih labil dan sangat kurang pengetahuannya mengenai keselamatan.
“Jelas mereka hanya mencari perhatian daripada mencari keselamatan. Pengetahuannya terhadap keselamatan berkendara sangat minim, atau bahkan sama sekali tidak ada. Benar sekali ini seperti yang saya baca sebagai modfikasi alay,” ujar Umum kepada Otomania, Selasa (29/12/2015).
Umum mengomentari, dengan ukuran ban yang tipis tersebut, lebih baik kendaraan tersebut dikayuh layaknya sepeda. Karena dengan ukuran pelek dan ban seperti itu, tidak sesuai dengan standar sepeda motor.
Standar lebih baik
Seperti yang pernah dikatakan Muhammad Abidin, General Manager After Sales and Motorsport Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) kepada Otomania, standar ban bawaan pabrik sudah disesuakan dengan pembagian bobot kendaraan dan penumpang. Jadi akan lebih aman dan nyaman digunakan.
“Desainer sepeda motor pabrikan, sudah merancang komponen kaki-kaki dengan distribusi berat roda depan dan belakang secara proporsional. Hitung-hitungan umumnya 47,5 persen untuk roda depan dan 52,5 persen untuk belakang,” ujar Abidin, Kamis (24/12/2015).
Editor | : | Agung Kurniawan |
KOMENTAR