Jakarta, Otomania – Cara berkendara cukup mempengaruhi keawetan komponen mobil, seperti kopling salah satunya. Ada usia kopling yang bisa tahan bertahun-tahun , namun tidak sedikit mobil yang belum satu tahun sudah melakukan penggantian kopling.
Frans Manuel, mantan teknisi Tunas Toyota dan juga pemilik bengkel Faith Autoservice mengatakan, beragamnya karakter pengemudi kendaraan, membuat usia penggantian kopling berbeda-beda di tiap mobil.
“Membuat kopling tidak cepat abis, awet dan tahan lama memang tergantung dari bagaimana mengendarai kendaraan. Terkait dengan kondisi kopling ini, pengemudi cukup bertanggung jawab,” ujar Frans, Rabu (25/11/2015).
Frans menambahkan, karakter pengendara pemula atau yang baru saja bisa mengendarai mobil, jadi yang paling sering membuat rusak kopling. Mereka cenderung sering melakukan penekanan pada pedal kopling. Kemudian ketika perpindahan transmisi, kombinasi gerakan antara kopling dan gas tidak halus dan kerap selip.
“Selip sendiri ketika pedal gas sudah ditekan dan rpm berada pada putaran tinggi, namun pedal kopling belum dilepas. Tapi itu tidak masalah, karena memang statusnya masih pemula, tapi sebaiknya terus dilatih agar lebih baik mengemudikan kendaraan,” ujar Frans
Karakter kedua, lanjut Frans, yaitu pengemudi yang sudah mahir, namun malas. Biasanya ini terjadi ketika berada di jalan menanjak yang macet. Mereka memilih untuk menahan kopling setengah bersamaan dengan gas yang ditekan, untuk menjaga posisi kendaraan. Ini jelas akan membuat kopling cepat aus.
“Mereka malas menggunakan rem tangan karena membutuhkan gerakan lebih. Karena teknik menahan kopling setengah seperti ini akan sulit untuk dilakukan pemula. Jadi yang mahir juga bisa saja melakukan kesalahan, dan membuat kopling cepat rusak,” ujar Frans.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR