Jakarta, Otomania –Era sepeda motor injeksi mulai menggantikan sepeda motor dengan sistem bahan bakar karburator. Arus tersebut membuat praktisi-praktisi otomotif mulai berimprovisasi untuk menyesuaikan diri agar tidak ketinggalan zaman.
Salah satunya yaitu mencari cara untuk memaksimalkan potensi mesin, yang tidak lagi dilakukan secara manual dengan mengutak-atik kaburator. Pengguna motor injeksi tinggal menempelkan piranti berbasis komputer yaitu dengan memasang piggyback.
Hanya saja, Koko Adiyaksa, Manager bengkel spesialis sepeda motor sport 250 cc Sportisi Motorsport mengatakan, masih banyak masyarakat yang kurang tepat berpendapat mengenai piggyback salah satunya Power Commander. Kebanyakan dari mereka berpikir, kalau piranti ini digunakan untuk menaikkan tenaga sepeda motor, padahal tidak.
“Sebenarnya piranti ini berguna untuk memaksmalkan potensi yang ada pada sepeda motor, tambahan tenaga yang dikeluarkan mesin hanya bonus bila semua potensi sdah dimaksimalkan,” ujar Koko.
Koko mengatakan, piggyback juga berguna untuk menyeimbangkan atau memfasilitasi komponen tambahan. Misalnya knalpot, filter racing, atau dengan cara mem-porting polish dan bore up mesin.
“Misalnya kita pakai ubahan dengan menambah piranti yang berhubungan dengan bertambahnya power, nah untuk bisa menyempurnakan setelannya agar tidak terlau kering atau basah, kita bikin tepat dengan piggyback Power Commander, jadi keluarannya tepat, yang tadinya hanya 30 tk menjadi 32 tk,” ujar Koko.
Kemudian, tutur Koko, jika ubahan tersebut hanya bermodalkan Electronic Control Unit (ECU) standar tanpa menggunakan Power Commander, mapping bensin tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, akibatnya akan kekurangan bensin. Jadi peningkatan powernya tidak akan memuaskan, dan inilah fungsi yang tepat dari piggyback untuk sepeda motor injeksi.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR