Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Pelajari Bahaya Kandungan Sulfur pada Solar

Stanly Ravel - Selasa, 19 Mei 2015 | 09:37 WIB
Jakarta, Otomania - Perkembangan mesin diesel saat ini memang cukup pesat. Canggihnya teknologi yang diterapkan mampu menepis anggapan miring seputar masalah klasik, seperti mesin lemot, kurang bertenaga, sampai "ngebul".

Namun begitu ada hal-hal yang harus diperhatikan untuk para pemilik mobil diesel. Perhatian utama bisa difokuskan pada perawatan terhadap pengaruh faktor eksternal agar tetap bisa menjaga kesehatan mesin yang mempengaruhi banyak aspek.

Faktor eksternal di sini maksudnya adalah asupan bahan bakar minyak (BMM) alias solar yang digunakan. Sebagai bahan bakar diesel, solar memiliki kandungan sulfur atau yang lebih sering disebut belerang. "Kualitas solar kita di Indonesia masih belum bagus, jadi harus rajin-rajin merawat," jelas Wie Wie Rianto, Kepala bengkel Firna Protechnik, kepada Otomania, Minggu (17/5/2015).

Belerang dapat dipastikan ada ditiap berbagai jenis solar, hanya saja kadarnya beda-beda, biasanya terlihat dari banderol per liter masing-masing. Dalam dunia perminyakan, kualitas solar dibedakan lewat kadar cetane. Jumlah cetane ini kemudian menjadi tolak ukur level bakar solar di dalam mesin diesel. Makin besar tingkatanya makin baik kualitas pembakarannya.

Sulfur menjadi 'musuh' utama dari mesin diesel, mengapa? Karena semakin tinggi dalam kandungan solar akan memancing kadar asam berlebih. Situasi ini berakibat kerusakan pada komponen mesin, mulai dari kerak, hingga saluran bahan bakar.
 

Kerak di saluran bahan bakar dapat menggangu suplai solar yang dialirkan ke dalam silinder, efek langsungnya menggangu kinerja mesin, mulai dari penurunan tenaga sampai kerusakan lebih serius. Disinilah istilah pembakaran dini atau 'knocking' terjadi yang bisa mengakibatkan mesin mengelitik.

Polusi

Efek karena tingkat sulfur yang tinggi pada solar tidak berhenti pada kerusakan kendaraan saja. Dalam hal polusi udara, gas sisa pembakaran dari mesin bila bercampur udara akan membentuk sulfur dioksida (SO2). Ketika SO2 tercampur dengan uap air akan terjadi susunan asam yang membahayakan bagi tubuh.

Nah, dengan info ini ada baiknya para pengguna mesin diesl mulai mempertimbangkan asupan konsumsi BBM solar yang digunakan. Selain dari itu memang sudah ada anjuran tersendiri dari pabrikan mengenai penggunaan bahan bakar yang pas dan sesuai dengan teknologi yang diterapkan pada kendaraan.

Editor : Agung Kurniawan

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa