“Semakin besar dimensi kendaraan, maka akan semakin besar blind spot nya. Rata-rata penyebab kecelakaan yang sering terjadi adalah pengemudi motor atau mobil tidak memperhatikan hal penting ini ketika ingin menyusul kendaraan besar,” kata Sony.
Kendaraan besar biasanya memiliki empat titik blind spot. Pertama, di bagian belakang (jika terdapat banyak muatan) sehingga spion tengah tidak terlihat apapun.
Kemudian kedua, di sisi depan, tepat di bawah jendela utama (windshield), karena posisi duduk pengemudi yang tinggi.
“Selanjutnya berada di sisi kanan kiri pengemudi, yang diluar jangkauan spion di kedua sisi pilar A kendaraan. Artinya tidak disarankan untuk dekat-dekat dengan kendaraan besar seperti truk, bus, dan kendaraan sejenisnya,” ucapnya.
Sementara itu, Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengingatkan kepada para pengendara motor untuk fokus dalam berkendara dan menempel kendaraan besar.
“Ketika kita mengendarai motor pastikan untuk menjaga jarak dengan kendaraan di depan terutama kendaraan besar karena pandangan kita sangat terbatas," kata dia.
"Sehingga ketika kendaraan di depan melakukan pengereman dengan tiba-tiba maka kita bisa segera mengantisipasi dengan melakukan pengereman yang aman,” jelasnya.
Sementara jika ingin mendahului kendaraan di depan, pastikan arah berlawanan di depan kendaraan yang akan didahului dalam keadaan aman.
“Dan jangan mendahului pada kondisi jalan menikung karena pandangan kita dalam berkendara menjadi terbatas,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menghindari Motor, Bus ALS Terguling hingga Masuk Jurang",
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR