Otomania.com - Alasan motor harus di jalur lambat bukan kecepatannya, bahaya ini mengintai pemotor yang nekat melanggar.
Terdapat dua jalur di jalan potokol yakni lambat dan jalur cepat yang biasanya dipisahan oleh marka atau sparator.
Tentunya penggunaan jalur lambat atau cepat tersebut harus dipatuhi oleh para pengendara.
Penggunaan jalur cepat sendiri dikhususkan bagi kendaraan yang berkecepatan relatif tinggi seperti mobil.
Sementara, untuk jalur lambat peruntukannya adalah untuk kendaraan yang lebih lambat termasuk motor.
Tapi kan motor juga bisa digaspol biar larinya kencang?
Ternyata, ada alasan lain motor wajib mengambil jalur lambat, selain dari faktor kecepatan.
Dijelaskan oleh Muhammad Ali Iqbal, selaku Community Development & Safety Riding Supervisor Astra Motor Yogyakarta, dalam siaran resminya.
“Demi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bersama setiap pengendara motor perlu patuh untuk tetap melaju di jalur lambat, khususnya untuk menghindari risiko kecelakaan dan hukuman tilang akibat melanggar aturan lalu lintas,” ujar Muhammad Ali Iqbal.
Baca Juga: Jangan Bikin Pengendara Lain Emosi di Jalan, Segini Jarak Ideal Menyalakan Lampu Sein Sebelum Belok
Lebih lanjut, ia pun membeberkan faktor risiko jika motor nekat melaju di jalur cepat.
Pertama, dari segi ukuran atau dimensi, di mana motor akan menjadi kendaraan yang dimensinya paling kecil di jalur cepat.
Hal itu berpotensi membuatnya tak teridentifikasi oleh kendaraan lain dengan dimensi yang lebih besar, seperti bus dan truk yang memiliki blindspot yang lebih luas.
Selanjutnya dari segi kecepatan, memang motor bisa dipacu kencang, bahkan bisa dengan mudah meraih 80 Km/jam.
Tapi motor mudah terdampak gangguan, misalnya embusan angin, batu kerikil, atau lubang jalan yang mengharuskannya melaju zig-zag, maka motor akan mudah hilang keseimbangan.
Ujung-ujungnya, jelas membahayakan baik buat pengendara motor maupun kendaraan lain.
Kemudian dari segi risiko jika sampai terjadi kecelakaan, maka pengendara motor adalah yang dampaknya paling parah.
Benturan langsung sudah pasti tak bisa dihindari oleh tubuh pengendara motor.
Hasilnya, cedera pun bisa lebih parah dibanding cedera yang mungkin dialami pengemudi mobil.
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR