Pagi sekitar pukul 06.00 WIB, ia beserta belasan santri dan beberapa guru berangkat berboncengan mengendarai motor menuju Desa Nampu yang berjarak sekitar 20 meter dari Ponpes Al Quran Al Hidayah.
Sementara itu untuk seluruh peralatan servis motor diangkut terlebih dulu menumpang pikap menuju desa sasaran tersebut.
Akses yang dilalui cukup terjal dengan sebagian jalan masih berupa batu dan tanah serta sisanya betonisasi yang sudah mulai rusak tergerus usia.
Meski blusukan ke lokasi yang medannya kurang memadai, Iqbal beserta rekan-rekannya terlihat bersuka cita.
"Kami ikhlas dan tanpa unsur paksaan dari pihak ponpes. Ini murni wujud kesepakatan kami untuk berbagi kepada sesama selama pandemi virus corona. Kami harap wabah ini segera berakhir dan kehidupan kembali berjalan normal seperti sedia kala," tutur Iqbal warga Desa Nampu ini.
Menurut Iqbal, pandemi Covid-19 begitu memengaruhi kondisi perekonomian warga tak terkecuali orangtuanya yang berprofesi sebagai petani.
Sehingga, kata dia, sudah sepatutnya sebagai makhluk sosial, semua pihak ikut turun tangan untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
"Setelah berbekal teori perbengkelan, sudah semestinya ilmu ini kami sumbangkan untuk berbagi sesama di tengah pandemi Covid-19. Kami senang melakoninya dan sekaligus menambah wawasan perbengkelan," kata Iqbal.
Sesampainya di lokasi Desa Nampu, beberapa guru kemudian dipersilakan untuk duduk di kursi yang telah dipersiapkan oleh pihak desa.
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR