Otomania.com - Sudah pernah mendengar Jekmil. ojek khusus ibu hamil?
Operasional kelompok ojek ini berada di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Ojek yang diberi nama Jekmil ini khusus melayani ibu hamil yang akan bepergian memeriksakan kandungan.
Jekmil merupakan layanan antar jemput gratis, di mana drivernya dipilih secara khusus.
Sebab, driver Jekmil harus mengetahui kebutuhan ibu hamil ketika berboncengan.
Winarni (44), warga Desa Carikan membagikan pengalamannya selama dua tahun menjadi driver Jekmil.
Baca Juga: Demo Driver Ojol di Kantor Deputi OJK Surabaya Menghasilkan 2 Kesepakatan dari 3 Tuntutan
Winarni mengatakan, ada cara khusus memperlakukan ibu hamil.
Menjadi driver jekmil tak hanya bermodal keterampilan berkendara, tetapi juga paham kondisi ibu hamil yang dibonceng.
Driver Jekmil harus mewaspadai keberadaan polisi tidur di jalan serta wajib memacu kendaraan tak lebih dari 40 km per jam.
“Kalau ketemu polisi tidur, ini harus pelan-pelan sekali, tidak boleh penumpang sampai terhentak melewati polisi tidur,” ujar Winarni saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (30/6/2020).
Selain itu, driver Jekmil juga harus memastikan kebutuhan dokumen yang harus dibawa ibu hamil sebelum mengantar ke pusksmas.
Driver akan mendampingi ibu hamil saat mendaftar ke loket, pemerikaan, sampai mengambil resep, hingga kembali ke rumah.
“Kayak asisten begitu. Sebelum berangkat kita tanya kelengkapan seperti kartu BPJS, jangan sampai ketinggalan.
Kita juga yang daftarin ke loket, mendampingi periksa sampai mengambilkan obat,” kata Winarni.
Winarni mengaku sempat mendampingi ibu hamil kurang mampu yang bayi dalam kandungannya terdeteksi mengalami hydrocephalus.
Selama dua hari dia harus bolak balik ke balai desa di kantor camat dan sejumlah kantor dinas lainnya untuk mengurus kebutuhan BPJS pasien.
Diketahi suami ibu hamil tersebut bekerja di luar kota.
Ikhlas jadi kunci
Winarni mengaku beruntung karena suaminya memahami dan memberikan izin, meski kegiatannya tak digaji dan menyita waktu.
“Senang saja membantu ibu hamil, apalagi tetangga sendiri. Harapannya dapat KMS, kartu masuk surga,” ujarnya sambil tertawa.
Bagi Winarni menjadi relawan yang bekerja tanpa bayaran sudah tidak asing.
Sejak tahun 1996 dia sudah aktif sebagai relawan posyandu di desanya.
Baca Juga: Viral Foto Rombongan Ojol Pakai Partisi di Punggung, Kadishub DKI Cuma Bilang Begini
Sejak anak pertama lahir, Winarni sudah aktif mengikuti pelatihan ibu hamil.
Sebagai kader posyandu dia juga aktif memantau kesehatan ibu hamil di desanya.
“Yang baru nikah pun kita pantau kesehatannya, apakah sudah hamil.
Sebelum Covid-19 kita juga ada kunjungan rutin ke rumah ibu hamil, memastikan kondisi kandungan mereka.
Tanya juga apakah sudah periksa ke posyandu,” ucap Winari.
Sejak pandemi Covid-19, kegiatan memantau kesehatan ibu hamil dan bayi lebih intensif melalui aplikasi WhatsApp.
Baca Juga: Praktis Untuk Bawa Helm Keman-mana, Tapi Jangan Lupa Hal Ini Saat Membeli Tas Helm
Termasuk jadwal kunjungan pemeriksaan dan kegiatan posyandu sehingga tidak terjadi antrean kunjungan.
“Sekarang lebih mudah, pantaunya lewat aplikasi ini.
Kalau mau jadwal periksa pemberitahuannya, ya, lewat WA untuk mencegah Covid-19,” katanya.
Jekmil telah hadir di 10 desa dari 16 desa di Kecamatan Bendo dengan driver berjumlah 20 orang.
Jekmil pernah mendapat penghargaan sebagai juara pertama tingkat Provinsi Jawa Timur dalam lomba Kelompok Budaya Kinerja se-Jawa Timur.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar dari Jekmil, Ini Seharusnya Cara Driver Ojek Memperlakukan Ibu Hamil yang Dibonceng".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR