Ikhlas jadi kunci
Winarni mengaku beruntung karena suaminya memahami dan memberikan izin, meski kegiatannya tak digaji dan menyita waktu.
“Senang saja membantu ibu hamil, apalagi tetangga sendiri. Harapannya dapat KMS, kartu masuk surga,” ujarnya sambil tertawa.
Bagi Winarni menjadi relawan yang bekerja tanpa bayaran sudah tidak asing.
Sejak tahun 1996 dia sudah aktif sebagai relawan posyandu di desanya.
Baca Juga: Viral Foto Rombongan Ojol Pakai Partisi di Punggung, Kadishub DKI Cuma Bilang Begini
Sejak anak pertama lahir, Winarni sudah aktif mengikuti pelatihan ibu hamil.
Sebagai kader posyandu dia juga aktif memantau kesehatan ibu hamil di desanya.
“Yang baru nikah pun kita pantau kesehatannya, apakah sudah hamil.
Sebelum Covid-19 kita juga ada kunjungan rutin ke rumah ibu hamil, memastikan kondisi kandungan mereka.
Tanya juga apakah sudah periksa ke posyandu,” ucap Winari.
Sejak pandemi Covid-19, kegiatan memantau kesehatan ibu hamil dan bayi lebih intensif melalui aplikasi WhatsApp.
Baca Juga: Praktis Untuk Bawa Helm Keman-mana, Tapi Jangan Lupa Hal Ini Saat Membeli Tas Helm
Termasuk jadwal kunjungan pemeriksaan dan kegiatan posyandu sehingga tidak terjadi antrean kunjungan.
“Sekarang lebih mudah, pantaunya lewat aplikasi ini.
Kalau mau jadwal periksa pemberitahuannya, ya, lewat WA untuk mencegah Covid-19,” katanya.
Jekmil telah hadir di 10 desa dari 16 desa di Kecamatan Bendo dengan driver berjumlah 20 orang.
Jekmil pernah mendapat penghargaan sebagai juara pertama tingkat Provinsi Jawa Timur dalam lomba Kelompok Budaya Kinerja se-Jawa Timur.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar dari Jekmil, Ini Seharusnya Cara Driver Ojek Memperlakukan Ibu Hamil yang Dibonceng".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR