Dia dihentikan petugas di depan Pos Pantau Jalan Radin Intan II.
Baca Juga: Jakarta Bakal Susah Ikut-ikutan, Kota Ini Bikin Lampu Merah Kayak Grid Start MotoGP
Alasan tak ada uang beli masker, padahal bisa belanja Sambil bersusah payah lantaran barang bawaan penuh di sepeda motor matik yang dia bawa, Supriyanti mengatakan tidak ada uang untuk membeli masker.
"Nggak ada uang lagi, Pak buat beli (masker)," kata Supriyanti saat ditegur.
Aparat TNI yang menegurnya melirik sekilas ke barang bawaan Supriyanti.
"Itu belanja banyak ada uangnya. Masker cuma Rp 5.000 lho, Bu. Dibeli ya, bahaya (virus) corona," kata aparat berpangkat Prajurit Kepala (Praka) bernama Sudarno.
Alasan terburu-buru Lain lagi alasan yang dikatakan Antoni Iman (23) seorang pengendara ojek online.
Antoni mengatakan, dia terburu-buru karena mendapat order penumpang ojek.
Sehingga terlupa tidak mengenakan masker.
"Lupa bawa, Mas. Ada sewa (penumpang), minta saya jangan lama-lama jemputnya," kata Antoni.
Namun, karena kelalaiannya, Antoni harus menerima hukuman berupa push up di tempat sebanyak 10 kali.
Baca Juga: Modusnya Licin, Bisa Sampai 9 Unit Mobil Rentalan Dijadikan Jaminan Utang
Antoni juga diminta langsung membeli masker di pedagang yang tak jauh dari lokasi sebanyak dua helai.
"Jangan lupa lagi, pakai masker. Penumpang juga nanti tolong diingatkan kalau nggak pakai masker," kata Praka Sudarno.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Dihukum "Push Up" karena Bandel Tak Pakai Masker, Ini Aneka Alasannya"
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR