Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Dampak Pandemi Covid-19: Bisnis Angkot Kocar-kacir, Yang Sudah Bangkrut Juga Banyak...

Adi Wira Bhre Anggono - Rabu, 15 April 2020 | 14:00 WIB
Ilustrasi angkot
Otomotif.kompas.com
Ilustrasi angkot

Otomania.com - Wabah pandemi virus Corona (Covid-19) menghantam semua sarana transportasi darat.

Bukan cuma ojek online (ojol), tapi juga bus antar kota antar provinsi (AKAP), bus kota, hingga angkutan kota alias angkot ikut mulai ambruk.

Ketua Organisasi Angkutan Darat ( Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, pada dasarnya pagebluk corona memberikan petaka cukup besar di semua sektor transportasi.

Menurutnya, imbas ke moda darat jauh lebih signifikan secara jumlah kendaraan yang cukup banyak.

Baca Juga: Residivis Jalur Remisi Corona Ditembak Polisi, Nekat Ngejambret Lantaran Nganggur di Luar Penjara

"Bicara kondisi angkutan darat di Jakarta, bisa bilang beberapa pengusahnya sudah ada yang ambruk, bahkan sudah ada yang gulung tikar, terutama pengusaha yang kecil ya dalam konteks bicara angkot mulai dari mikrolet, bajaj, dan lain sebagainya," ujar Shafruhan pada Selasa (14/3/2020) dikutip dari Kompas.com.

Angkot jurusan Serpong-Kaliderses saat sedang mangkal menunggu penumpang, Senin (13/4/2020). Pandemi Corona membuat para sopir angkot nyaris tak berpenghasilan.
Wartakotalive.com/Rizki Amana
Angkot jurusan Serpong-Kaliderses saat sedang mangkal menunggu penumpang, Senin (13/4/2020). Pandemi Corona membuat para sopir angkot nyaris tak berpenghasilan.

Shafruhan menjelaskan efek pagebluk corona untuk angkot di Jakarta, tidak hanya terjadi pada saat adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) saja, tapi sudah sejak awal Maret 2020.

Hari per hari, volume masyarakat yang menggunakan angkot drastis terjadi, apalagi sejak adanya imbauan agar masyarakat lebih menggunakan kendaraan pribadi bila terpaksa harus melakukan aktivitas di luar rumah.

Kondisi ini makin kronis saat PSBB resmi diberlakukan di Jakarta.

Baca Juga: Harga Mobil Bekas di Bawah Rp 100 Juta, Selain Avanza Ini Pilihan Lainnya

Selain karena jam operasional transportasi di batasi, penumpangnya pun memang sudah makin mengalami penyusutan lagi.

"Pada dasarnya pengusahan angkutan itu kan sama dengan toko ritel, kalau tidak jualan ya tidak ada uang. Nah, angkot, kalau tidak gerak atau beroperasi, penghasilannya dari mana, tapi kalau beroperasi tidak ada penumpang malah makin salah lagi karena harus ada biaya BBM," ucap Shafruhan.

"Karena itu, kalau kita lihat saat ini sudah banyak pengusaha angkot yang mulai berguguran secara bisnis. Itu baru dari sisi pengusahanya, bagaimana dengan nasib karyawannya, yang pasti bisa dibayangkan sendiri kan," kata dia.

Baca Juga: Kaget Disalip, Wanita Pengendara Scoopy Jatuh Sampai Terlindas Bus, Tewas di TKP

Pada masa PSBB, Safruhan mengatakan dari total seluruh angkot yang ada di Jakarta, yang sampai saat ini masih beroperasi sangat minim.

Sementara, yang lain banyak yang sudah memilih tak bisa bergerak, selain karena regulasi juga karena faktor kondisi, terutama ekonomi.

"Bisa dibayangkan sendiri, angkot itu tinggal 10 persen yang masih bergerak, termasuk bajaj, taksi, bus kota, dan mikrolet, sementara 90 persen lainnya sudah mulai kronis. Jadi kalau bicara dampak, angkot ini pun sangat merugi besar-besaran," ucap Safruhan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bisnis Angkot Ambruk, Beberapa Sudah Gulung Tikar".

Editor : Adi Wira Bhre Anggono
Sumber : Kompas.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa