Otomania.com - Ibu Kota Indonesia yakni Jakarta, menjadi pusat pemerintahan dan roda perekonomian.
Gemerlap yang dijanjikan Jakarta membuat banyak orang berduyun-duyun menggali 'emas' yang ada di Jakarta.
Hal tersebut memaksa mobilitas yang tinggi khususnya dengan alat transportasi darat di sini.
Mulai dari kendaraan bermotor roda dua hingga kendaraan roda empat tumplek-blek memadati jalanan Jakarta demi mengejar mobilitas dan arus Rupiah di 'sungai' perekonomian Jakarta.
Baca Juga: Street Manners: Kurangi Risiko Kecelakaan, Ini Sarana Komunikasi Di Kendaraan
Ramainya hilir-mudik kendaraan bermotor di Jakarta membuat kota ini pun sesak akan asap kendaraan bermotor di ruang udaranya.
Seperti oksigen adalah hasil perahan dari sisa-sisa pembakaran kendaraan bermotor yang makin hari makin banyak di tanah Betawi ini.
Jumlah kendaraan di Jakarta pun tak main-main, dari data yang dihimpun Dinas Lingkungan Hidup kurang lebih sekitar 20 juta kendaraan bermotor ada di sana.
Dan imbasnya, alat pengangkut manusia dan barang ini menjadi Top Global penyumbang polusi udara di Jakarta.
Baca Juga: Street Manners: Kendaraan Pejabat Apalagi Rakyat, Gak Boleh Pakai Lampu Strobo, Jangan Ditawar
Dari jumlah kendaraan bermotor sebanyak itu, membuat 75 persen dari pencemaran udara di ibu kota berasal dari asapnya.
Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dasrul Chaniago, mengungkapkan seberapa besar kontribusi kendaraan bermotor terhadap ruang udara di Indonesia, khususnya Jakarta.
"Kontribusi rata-rata kendaraan pada pencemaran udara di Indonesia itu berkisar antara 40 sampai 70 persen. Namun di kota besar, angkanya bisa begitu tinggi seperti DKI Jakarta yang sudah mencapai sekitar 75 persen," ujarnya (13/7), dikutip dari Kompas.com.
Lalu apa efek dari polusi udara hasil pembakaran di dapur pacu kendaraan bermotor ini?
Baca Juga: Street Manners: Tujuh Urutan Prioritas Kendaraan Utama Di Jalan Raya
Udara Jakarta semakin hari semakin kotor dan menyesakkan.
Pemerintah pun telah mengupayakan pengkontrolan gas emisi dari kendaraan bermotor yang saat ini ada maupun yang akan masuk ke Indonesia.
Namun sepertinya hal tersebut kurang berbuah manis menilik jumlah kendaraan bermotor yang makin hari makin menumpuk.
Lalu apa solusi yang bisa dilakukan guna mengurangi polusi di Jakarta?
Baca Juga: Saking Dinginnya, Solar Beku di Dieng, Kendaraan Diesel Terbujur Kaku
Bisa dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, namun sepertinya hal tersebut akan sulit dihindari karena ketergatungan masyarakat dengan kendaraan bermotor mereka.
Solusi yang mungkin bisa diaplikasikan adalah dengan beralih ke kendaraan dengan gas emisi lebih rendah dari kendaraan bermotor.
Kendaraan hybrid, plug-in hybrid, dan electric vehicle (kendaraan listrik) menjadi salah satu opsi terbaik menilik ketergantungan penduduk dengan kendaraan pribadi.
Kendaraan hybrid menawarkan hasil gas buang hasil pembakarannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar konvensional.
Baca Juga: Wuihh! Bayar Pajak Kendaraan di Jakarta Fair Bisa Dapat Hadiah Voucher
Hal tersebut karena kendaraan hybrid menggunakan dua mesin yaitu mesin bakar dan motor listrik.
Kedua penggerak ini digabungkan guna menghasilkan efisiensi bahan bakar.
Pada mobil hybrid terdapat baterai yang nantinya dapat terisi dengan berjalannya kendaraan dan saat bahan bakar habis, kendaraan ini dapat memanfaatkan baterai sebagai penggeraknya.
Kendaraan plug-in hybrid sebenarnya mirip dengan kendaraan hybrid.
Baca Juga: Wow! Baru 4 Hari, Tercatat 750 Ribu Kendaraan Keluar dari Jakarta
Perbedaannya pada pengisian baterai dari mobil yang dapat diisi dari sumber listrik eksternal.
Cara kerjanya pun hampir sama dengan kendaraan hybrid sendiri.
Kendaraan listrik atau electric vehicle sesuai nama, merupakan kendaraan dengan motor listrik sebagai daya penggeraknya.
yang spesial dari kendaraan listrik selain tanpa menggunakan bahan bakar fosil seperti kendaraan pada umumnya, kendaraan ini diklaim zero emisi.
Baca Juga: Tercatat Jasa Marga Kendaraan Yang Tinggalkan Jakarta, Sebanyak Ini
Yup, hasil dari proses yang dilakukan motor listrik pada kendaraan ini diyakini tidak mengeluarkan gas emisi yang mengotori udara.
Dunia otomotif sekarang ini sedang gencar-gencarnya memasarkan kendaraan listrik yang dipercaya dapat menggantikan peran kendaraan berbahan bakar minyak yang saat ini banyak digunakan.
Di Indonesia sendiri peredaraan kendaraan-kendaraan tersebut sudah cukup lama.
Beberapa merek menawarkan kendaraan minim emisi ini dengan berbagai varian.
Baca Juga: Terperosok ke Tanah Hilang Kendali, Tiga Orang Tewas Dihajar Kendaraan Edet
Sebagai contoh kendaraan hybrid yang peredarannya ada di tanah air yaitu Toyota Camry Hybrid, Toyota Alphard Hybrid, dan Toyota Prius Hybrid.
Lalu contoh dari kendaraan plug-in hybrid yang dijual di Indonesia ada BMW i8, BMW i3, dan Mercedes-Benz E 350 e.
Sedangkan kendaraan listrik saat ini sedang disosialisasikan, namun penggunaan bus listrik sebagai moda transportasi sudah mulai digunakan beberapa waktu lalu seperti yang dijual oleh PT Mobil Anak Bangsa.
Kelemahan kendaraan listrik sendiri di Indonesia karena minimnya stasiun pengisian daya yang ada.
Baca Juga: Arti Kode Lampu Dari Kendaraan Besar Saat Perjalanan Mudik Lebaran
Hal tersebut tentu menjadi PR tersendiri bagi pemerintah serta penjaja kendaraan listrik di Indonesia.
Jika stasiun pengisian daya mulai tersebar serta munculnya berbagai varian, mungkin Indonesia nanti akan dipenuhi kendaraan listrik seperti di negara-negara maju.
Sekarang, siapkah sobat Anda untuk menyambut perubahan dan perkembangan zaman demi kebersihan udara di negara tercinta ini?
Artikel ini sudah tayang di GridOto.com dengan judul 75 Persen Polusi Jakarta Hasil dari Kendaraan Bermotor. Inikah Saatnya Beralih Ke Kendaraan Listrik?
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR