Otomania.com – Sejak kehadirannya, hampir setahun lalu, Toyota C-HR punya beberapa hal menarik untuk ditawarkan pada calon konsumen.
Jika berbicara tampilan, desain C-HR memang mencuri perhatian.
Pada fascia, bisa dilihat khususnya bagian lampu dan gril sangat mirip dengan Toyota Corolla Altis.
Selain itu, banyaknya garis-garis tegas seperti pada bagian bumper, lalu di kap mesin yang membuat SUV Toyota ini terlihat lebih agresif.
Tarikan garis yang dinamis pun berlanjut ke bagian samping.
Selain itu, desain tuas pembuka pintu belakang C-HR juga unik, seakan dibuat tersembunyi menyatu dengan bodi.
Sayang, Toyota C-HR menggunakan pelek berukuran 17 inci, yang menurut kami kurang proposional.
Pelek tersebut, terhitung kecil untuk ruang roda yang sangat besar.
Area buritannya pun tampil tak kalah menarik.
Garis-garis yang tegas tersebut, turut menghiasi area belakang C-HR, terbukti dari desain stoplamp-nya.
Toyota C-HR sudah dibekali rear spoiler untuk menambah sisi sportinya.
Lanjut ke bagian interior kesan modern hadir di sini.
Panel instrumen sudah dilengkapi Multimedia Information Display (MID) berukuran 4,2 inci yang memberikan beragam informasi.
Desain setir yang menarik, serta layar head unit 7 inci bergaya floating, menjadikan tampilan dasbor C-HR lebih kekinian.
Selain menawarkan desain yang menarik, C-HR juga asyik dikendarai.
Menurut kami, dari semua line-up SUV Toyota, C-HR lah yang memiliki handling terbaik.
Pengendaliannya tetap akurat saat melahap tikungan di kecepatan tinggi.
Wajar saja, sistem kaki-kaki C-HR ini telah dilengkapi Double wishbone untuk kaki-kaki bagian belakang.
Sementara di depan mengandalkan MacPherson strut yang umum dipakai oleh mobil-mobil masa kini.
Alhasil, dengan menggunakan Double Wishbone untuk suspensi bagian belakang, pengendalian C-HR menjadi lebih stabil dan bisa tetap nyaman.
Ditambah lagi, setir C-HR terasa sigap saat diajak bermanuver.
Toyota C-HR juga memiliki 3 pilihan mode berkendara, yang juga menambah nilai keasyikan berkendara.
Mode berkendara tersebut terdiri dari Sport, Normal, dan Eco.
Ketika menggunakan mode berkendara Sport, respons mesin dan transmisi seakan berubah menjadi lebih agresif.
Toyota C-HR menggunakan mesin 2ZR-FBE dengan kapasitas 1.798 cc.
Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 141 dk dan torsi maksimal 170 Nm.
Tenaga yang dihasilkan mesin C-HR terhitung besar untuk mesin di bawah 2.000 cc.
Namun, saat kami lakukan pengetesan akselerasi dari 0-100 km/jam, hasilnya tak begitu impresif.
C-HR hanya mampu mencatatkan 11,9 detik untuk akselerasi dari 0-100 km/jam.
Walaupun tak hebat untuk performa akselerasi, untungnya C-HR lebih efisien untuk konsumsi BBM.
Untuk rute Dalam Kota, Compact SUV terbaru dari Toyota ini mampu mencetak 13 km/l dan 17,9 km/l untuk rute Tol.
Hasil konsumsi BBM yang irit ini tak lepas dari kinerja transmisi Continuously Variable Transmission (CVT) yang mampu menjaga putaran mesin cenderung rendah di berbagai rentang kecepatan.
Enaknya, CVT C-HR dilengkapi mode manual 7 percepatan yang perpindahannya dilakukan via tuas persneling.
Lanjut lagi membahas fitur apa saja yang ditawarkan Toyota C-HR.
Pertama, mulai dari fitur keselamatan, C-HR punya 7 buah airbag, Blind Spot Monitor System, Rear View Monitor System, kontrol traksi dan kontrol stabilitas, Hill-start Assist Control.
Lalu ABS, EBD hingga BA sudah menjadi fitur standar.
Yang menarik juga, mobil ini punya display G monitor pada MID yang menggambarkan gaya gravitasi ketika mobil bermanuver.
Sedangkan untuk parameter kenyamanan, bantingan C-HR terasa moderat, tepatnya tak begitu keras dan juga tidak begitu lembut.
Peredaman kabin juga tergolong sangat baik, terutama saat mobil berjalan, deru ban terdengar tipis hingga ke dalam kabin.
Saat kami menguji road noise di kecepatan 60 km/jam menggunakan alat dB meter, C-HR bisa mencatatkan 61,4 dB.
Tak kalah menarik, karena menggunakan material kulit yang lembut serta halus saat di sentuh, jok Toyota C-HR juga terasa nyaman saat diduduki.
Untuk kepraktisan, sayangnya C-HR tak begitu istimewa, karena terbatas dengan kompartemen penyimpanan.
Kompartemen berukuran besar hanya ada di bagian bawah dasbor.
Selebihnya, C-HR hanya menyediakan kompartemen berukuran sedang di konsol tengah dan kompartemen kecil di area doortrim.
Sedangkan untuk cup holder atau bottle holder tersedia 4 buah di baris pertama dan 2 buah di baris kedua.
Untungnya, keluar masuk C-HR lebih praktis, karena tak harus menekan tombol yang ada di remote untuk membuka kunci pintu.
Hanya dengan menekan tombol yang ada di gagang pintu, kunci pintu bisa langsung terbuka.
Lanjut lagi membahas akomodasi yang ditawarkan C-HR.
Akomodasi untuk penumpang maupun barang juga tak begitu impresif, jika dibandingkan dengan Honda HR-V.
Untuk akomodasi penumpang, C-HR hanya menyisakan 8 jari untuk legroom dan lebih dari 5 jari untuk headroom.
Jika dibandingkan dengan Honda HR-V yang menjadi rival di segmennya, masih menyisakan 13 jari untuk legroom dan 5 jari untuk headroom.
Lalu, untuk akomodasi barang, C-HR tergolong luas dan bisa memuat 2 koper berukuran besar.
Bicara harga, Toyota C-HR ini dibanderol Rp 490,15 juga.
Artinya, di segmen Compact SUV, C-HR menjadi yang termahal melampaui Mazda CX-3 yang dibanderol Rp 442,8 juta.
Tapi perlu diingat, C-HR lahir dari platform Toyota New Global Architecture (TNGA) yang juga digunakan Toyota Prius dan Lexus UX.
Dengan platform TNGA yang digunakan, C-HR bisa menawarkan kenyamanan yang baik dan tetap asyik dikendarai.
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR