Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Gak Minta-Minta Ke Pemerintah Kota, Warga Buat Palang Kereta Api Sendiri Pakai Bambu

Irsyaad Wijaya - Senin, 7 Mei 2018 | 10:00 WIB
Perlintasan kereta di Jl Raya Citayam, Depok
Tribunjakarta.com
Perlintasan kereta di Jl Raya Citayam, Depok

Otomania.com - Secara swadaya warga RW 01 dan 02 kelurahan Bojong Pondok Terong membuat palang perlintasan kereta api dari bambu.

Palang tersebut menghubungkan pengendara yang melintas dari arah jalan Raya Citayam.

Setiap harinya, palang perlintasan ini dijaga empat orang secara bergantian.

Hal ini dikatakan seorang penjaga yang mengaku lebih nyaman dipanggil Kinoi (43).

"Warga sendiri yang bikin palangnya. Dari RW 01 sama RW 02. Dulu pernah pakai palang dari besi, tapi pas patah repot. Waktu patah harus dilas dulu, seharian enggak kelar," kata Kinoi saat ditemui, Cipayung, Depok, Sabtu (5/5/2018).

(BACA JUGA: Cara Lama Masih Sakti, Maling Petik Motor Kayak Panen Buah, Berujung Di Tangan Polisi)

Selain karena merepotkan ketika patah, warga memilih menggunakan bambu sebagai palang perlintasan karena lebih mudah didapat.

Pria yang sudah berjaga di palang perlintasan sejak tahun 2006 ini mengatakan warga sekitar enggan meminta bantuan palang perlintasan dari Pemkot.

"Ini kan jalur perlintasan liar, jadi memang enggak dikasih palang. Tapi karena warga butuh akses jalan makanannya kita buat sendiri. Kalau buat tahu kereta datangnya kita lihat saja nengok kanan, kiri. Kalau ada kereta lewat langsung tarik tali palang," tuturnya.

Tali palang yang dimaksud ya adalah tali yang diikatkan ke bambu yang menjadi palang yang terletak di jalan Raya Citayam.

Cara kerjanya, tali yang diikat itu dibentangkan lewat pipa kecil yang diselipkan di bawah perlintasan rel kereta api.

Ketika tali ditarik dari sisi seberang perlintasan maka palang perlintasan bambu akan tertutup.

Saat ingin membuka palang tali cukup dilepaskan, sehingga beton yang menjadi pemberat lekas terangkat karena beban bongkahan beton.

Meski termasuk perlintasan liar, namun jalur ini selalu dilewati warga sehingga harus dijaga selama 24 jam.

"Ada empat orang, dibagi empat shift. Dari jam lima pagi sampai setengah satu, setengah satu sampai jam lima. Ini saya dari jam lima sore sampai jam 11 malam. Ganti lagi jam 11 sampai jam lima pagi. Soalnya kan kereta lewat terus, mau yang bawa barang atau bawa orang," ujar Kinoi.

Dikatakannya, pihak PT KAI mendukung perlintasan ini dijaga warga sehingga memberikan pos kecil bagi penjaga perlintasan untuk beristirahat.

(BACA JUGA: Modal Rekaman CCTV, Pelaku Pencurian Dua Mobil Berhasil Dibekuk Polisi)

"Ibaratnya didukung, tapi jaganya harus benar-benar biar enggak ada kecelakaan," lanjutnya.

Kinoi bersyukur karena ia selama ia menjaga perlintasan belum pernah ada kecelakaan yang memakan korban jiwa.

"Pernah kecelakaan, tahun 2006 kalau enggak salah. Mobil material bawa pasir nerobos palang, pas ditengah perlintasan mobil mati. Tapi supir sama kernet langsung lompat keluar, jadi selamat enggak mati," katanya.

Meski berjaga sebagai penjaga perlintasan, ia mengaku tidak mendapat bayaran dari warga sekitar.

Pendapatannya didapat dari pemberian pengendara yang melintas dan merasa terbantu dengan keberadaan palang perlintasan.

(BACA JUGA: Belum Tanda Tangan Kontrak, Bos Suzuki Ecstar Ingin Alex Rins Tetap Bertahan)

 

Editor : Iday
Sumber : Tribunjakarta.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa